MADINA (Waspada): Bocah miskin pengidap benjolan di wajah, Nasaruddin, kini telah dirujuk berobat ke rumah sakit, setelah pihak Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) turun langsung membantu biaya pengobatan
Bocah laki-laki berusia 11 tahun itu, kini sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan untuk diberikan perawatan.
Anak pertama pasangan Amri Mulyadi, 36, dan Yusniar, 35, warga Desa Tanjungjae, Kec. Panyabungan Timur, Kab. Mandailing Natal, sudah empat tahun terakhir merasakan sakit di bagian tenggorokan dan mengalami lemah saraf otak akibat cairan terus membengkak di bagian wajah.

Kemensos RI melalui Sentra Insyaf Medan dan Pelopor Perdamaian Madina sudah turun langsung menemui Nasaruddin, Minggu (9/7) malam, si bocah sudah dirujuk ke RSUP Adam Malik untuk perawatan, agar bisa sembuh dari sakit dideritanya.
“Sebelumnya telah diasesmen Kemensos RI malam tadi, anak itu sudah dibawa tim Sentra Insyaf Medan untuk dirawat di RSUP Adam Malik,” ” kata Rahmad, Camat Panyabungan Timur, Minggu (9/7) malam.
Sentra Insyaf Medan melalui Pelopor Perdamaian Madina ketika dikonfirmasi, Maradotang Pulungan menyampaikan, Nasaruddin bocah pengidap benjolan di wajah sudah tiba di Kota Medan dan kini sedang menjalani pengecekan di RSUP Adam Malik.
“Iya, adek itu sudah kita berangkatkan tadi malam ke Medan, pagi ini Nasaruddin sudah tiba di RSUP Adam Malik Medan. Bocah ini didampingi tim Sentra Insyaf Medan di rumah sakit untuk melakukan perawatan lebih lanjut,” ujar Maradotang, Senin (10/7)
Diberitakan sebelumnya, Yusniar Ibu kandung Nasaruddin menyampaikan, penyakit diderita anaknya berawal dari tahi lalat di bagian wajah sejak lahir.
“Benjolan ini, awalnya dari tahi lalat di wajah. Herannya, tahi lalat itu terus membesar. Sekarang, anak saya sering merasa sakit di tenggorokan, bahkan merusak pita suara, saraf otaknya pun semakin lama semakin melemah, dan dia sering mengeluh sakit kepala,” kata Yusniar.
Penyakit dideritanya, diagnosa dokter, kata Yusniar, benjolan di wajah Nasaruddin adalah cairan. Dokter pernah menyarankan untuk operasi, namun keterbatasan biaya hidup dan biaya transportasi ke Medan menjadi kendala utama.
Amri Mulyadi, ayah Nasaruddin menceritakan, pada 2019, mereka pernah berangkat berobat ke rumah sakit kota Medan. Dua minggu berada di RSUP Adam Malik, anaknya tidak dapat berobat karena jam operasi terbatas pada saat covid, waktu itu. (irh)