Kerusakan Jalan Di Besitang Tak Pernah Diperhatikan

Sudah Tiga Kali Pergantian Bupati

  • Bagikan
KONDISI aspal jalan kabupaten di Lingk IX, Kel. Bukitkubu, Kec. Besitang, kupak kapik. Waspada/Asrirrais
KONDISI aspal jalan kabupaten di Lingk IX, Kel. Bukitkubu, Kec. Besitang, kupak kapik. Waspada/Asrirrais

BESITANG (Waspada): Kondisi infrastruktur jalan kabupaten yang menghubungi Lingk VIII-Lingk IX, Kel. Bukitkubu, Kec. Besitang, sudah belasan tahun rusak parah, namun tak pernah mendapat perhatian dari Pemkab Langkat.

Warga merasa kecewa, karena infrastruktur yang buruk di daerah mereka luput dari perhatian Pemkab Langkat. Rasa kesal warga ini wajar karena sudah tiga kali pergantian bupati, tapi kondisi jalan tetap saja dibiarkan rusak, bahkan kondisinya semakin parah.

Pantauan Waspada di lapangan, Rabu (6/9), kondisi jalan tampak rusak parah. Lapisan permukaan aspal banyak terdapat lubang dan digenangi air hujan. Kondisi ruas jalan yang buruk ini membuat pengendara tidak nyaman melintas.

Kerusakan jalan juga terdapat di wilayah Lingk VIII Simpang Tiga, tepatnya di bawah play over atau terowongan jalur kereta api. Lapisan aspal di ruas jalan ini sama sekali sudah tak kelihatan. Ruas jalan ini kerab digenang air, terutama pada musim hujan akibat tidak ada drainase.

Ruas jalan kabupaten yang menghubungi dua lingkungan ini setiap harinya dilintasi warga, termasuk ratusan pelajar, mulai SD sampai SMA. Sebagian pelajar menggunakan sarana transportasi sepeda motor dan sebagiannya lagi menumpang jasa beca bermotor.

Warga Lingk IX pada tahun 2020-2021 silam lewat dana swadaya melakukan aksi gotong royong massal. Upaya elemen masyarakat membenahi ruas jalan mendapat bantuan sertu dari dua panglong material bangunan, termsuk pengusaha pabrik kelapa sawit di daerah itu.

Warga mengaku kesal, kondisi jalan yang rusak parah ini luput dari perhatian Pemkab Langkat, padahal rentang waktu kerusakan jalan ini sudah berlangsung cukup lama. “Daerah kami sepertinya terpinggirkan,” kata Sugito, seorang penarik betor dengan nada kesal.

Tokoh masyarakat setempat yang juga Wakil Ketua DPC Partai Hanura Kab. Langkat, M. Idris, kepada Waspada mengatakan, pasca banjir bandang tahun 2006 silam, hingga sampai sekarang ini, Pemkab Langkat tidak pernah melakukan unit pemeliharaan rutin.

Ia dengan nada kecewa menilai, kerusakan infrastruktur jalan yang begitu lama ini akibat ada unsur keabaian dari Pemkab Langkat. “Kami menilai Pemkab abai,” ujar politisi Hanura itu seraya berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk membangun jalan ini. (a10)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *