P.SIDIMPUAN (Waspada) : Ketua DP Majelis Ulama Indonesia (MUI) Padangsidimpuan Ustadz Drs.H.Zulfan Efendi Hasibuan, MA mengingatkan umat bahwa kemaksiatan dan kemungkaran yang makin merajalela dapat menimbulkan bencana pada umat manusia.
“Kita tidak boleh biarkan kemaksiatan merajalela, kemungkaran merajalela di luar sana, sebab jika bencana itu datang bukan hanya menimpa orang yang berbuat maksiat,” kata Ketua MUI Kota Padangsidimpuan Ustadz Drs H Zulfan Efendi Hasibuan, MA pada acara pembukaan Seminar Antisipasi Bencana, Kamis (25/7).
Seminar dengan tema “Preventifikasi Bencana di Kota Padangsidimpuan” yang digelar Komisi Sosial dan Bencana DP MUI Padangsidimpuan di Aula Kantor MUI, Jl.HT Rizal Nurdin, Palampat, Padangsidimpuan, dihadiri Wakil Ketua MUI Padangsidimpuan Drs. Samsuddin Pulungan, MA dan Bendahara MUI Padangsidimpuan H. Rawadi Daulay.

Ustadz Zulfan Efendi Hasibuan menegaskan bahwa orang-orang yang tidak mau mengamalkan ajaran Allah serta orang-orang yang berbuat maksiat dan kemungkaran membuat Allah murka. “Sikap mereka itulah yang mengundang datangnya bencana,” tuturnya.
Jika bencana itu datang atau terjadi, ungkap Ketua MUI, bukan hanya orang yang berbuat salah yang kena, tapi yang tidak bersalah pun ikut jadi korban sebagaimana firman Allah dalam surah al-Anfal ayat 25 yang artinya “Takutlah pada musibah yang tidak hanya menimpa orang zalim di antara kalian saja. Ketahuilah bahwa Allah memiliki hukuman yang pedih”.
Untuk mengantisipasi datangnya bencana akibat ulah dan perilaku manusia, ucat Ketua MUI merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. “Untuk itulah, melalui acara seminar ini, kita istiqomah memiliki tanggung jawab yang sangat besar mencegah terjadinya bencana di wilayah kita, khususnya di Kota Padangsidimpuan,” jelas ustadz Zulfan.
Ustadz Zulfan mengajak seluruh peserta seminar untuk senantiasa taat pada Allah dengan mematuhi aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya agar dijauhkan dari bencana. “Kita bermohon kepada Allah agar dijauhkan dari bencana,” ujar Ketua MUI Padangsidimpuan.
Ketua Panitia Seminar Drs. Ali Nurdin, MAg mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar dalam rangka memberikan pemahaman dan edukasi pada masyarakat bahwa bencana itu erat kaitannya dengan perilaku manusia dan untuk mengantisipasinya merupakan tanggungjawab bersama, termasuk MUI Padangsidimpuan.
Dalam memberikan pemahaman kepada peserta seminar yang terdiri dari MUI Kecamatan, tokoh masyarakat, guru dan siswa SMA sederajat, ujar Ketua Panitia, MUI Padangsidimpuan menghadirkan Dosen UIN Syahada Padangsidimpuan Dr. H. Ichwansyah Tampubolon, MAg dan Dakkal Harahap, MPd, MH sebagai pembicara.
Dakkal Harahap sebagai pemateri pertama dengan moderator Mukti Simamora MM, menjelaskan tentang mitigasi bencana dan lingkungan hidup mengingat masalah lingkungan merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan secara bersama.
Menurutnya, bencana yang terjadi tidak terlepas dari perilaku manusia. Sebagai contoh, bencana banjir dapat terjadi akibat perilaku manusia yang tidak bisa menjaga keseimbangan alam, seperti menebang pohon di hulu sungai dan membuang sampai ke sungai atau aliran air.
Ichwansyah Tampubolon sebagai pemateri kedua mengungkapkan bahwa ada bencana yang tidak dapat dicegah oleh manusia yakni gempa bumi, curah hujan yang tinggi sehingga menimbulkan banjir, kemarau yang berkepanjangan dan petir serta letusan gunung berapi. “Ada bencana yang tidak dicegah manusia,” ungkapnya.

Potensi bencana di Kota Padangsidimpuan, ucapnya, gempa dan kekeringan mengingat Padangsidimpuan berada di lembah dan di atas patahan lempeng bumi. Kemudian potensi bencana kebakaran juga sangat tinggi karena pemukiman padat penduduk dan tata ruang yang kurang mendukung preventifikasi bencana.
Menurutnya preventifikasi bencana secara multi perspektif melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial budaya, hukum dan imtaq merupakan suatu keniscayaan.
“Preventifikasi bencana secara multi perspektif itu harus dipraktikkan oleh antarpihak Pemerintah, anggota masyarakat dan ormas secara integratif dan kolaboratif bagi upaya mencegah dan mengurangi risiko/dampak bencana secara profesional, beradab dan berkeyakinan tauhid,” tuturnya.(a39).