PANYABUNGAN (Waspada): Paska insiden ‘gas beracun’ mengakibatkan 79 terkapar tak berdaya di rumah sakit — sesak napas, pusing, muntah-muntah — sejumlah ‘korban’ PT SMGP mendesak relokasi.
“Sah-sah saja, warga minta relokasi permanen karena di desa ini sudah tidak tenang. Iya, ada juga warga yang minta relokasi seperti itu secara pribadi,” ujar Kepala Desa Sibanggorjulu, Awaluddin, menjawab waspada.id melalui sambungan telepon seluler, Rabu (14/12) malam.
Dia mengaku belum pernah membicarakan dengan pihak perusahaan tentang relokasi. “Belum pernah saya bicarakan dengan pihak perusahaan.”
Sibanggorjulu, Kec. Puncak Sorik Marapi, Kab. Mandailing Natal, desa paling dekat PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), pembangkit listrik tenaga panas bumi. “Jarak dari pemukiman sekira 400 meter,” ujar kades.
Awaluddin mengungkapkan, sudah disepakati relokasi sementara saat pengujian sumur (well testing) saat pukul 14.00, yakni warga dipindahkan dari areal ke tempat lebih aman seperti Sibanggortonga dan Sibanggorjae. “Sudah dikomunikasikan dengan pihak perusahaan.”
Nah, adakah semacam konpensasi warga karena tak beraktifitas saat well test, Kades mengungkapkan, pihak perusahaan tidak memberi apa-apa. “Paling, dibantu ada pengajian saat di desa.”
Minta Relokasi
Paska lima hari insiden ‘gas beracun’, waspada.id dan beritasore.co.id turun ke lokasi. Sejumlah warga dijumpai minta relokasi. Wawancara ini belum dilansir satu hari menjelang stop operasional PT SMGP 1 Oktober 2022.
Sejumlah warga korban ‘gas beracun’ menginginkan, agar dilakukan relokasi dari lahan yang didiami sekira 1.500 jiwa di Sibanggorjulu.
“Kami menginginkan agar dilakukan relokasi. Sekarang, kami sudah tidak tenang, sangat-sangat tidak tenang,” ujar Abdur Rasyid Nasution, 36, didampingi sejumlah warga dijumpai waspada.id dan beritasore.co.id di Sibanggorjulu, Minggu (2/10).
Rasyid mengungkapkan, dia memperkirakan rumahnya sekira 350 meter dari lahan PT SMGP.
“Kita lihat saja, areal perusahaan sedekat itu,” ujarnya sambil menunjuk ke arah areal perusahaan. Warga minta lahan mereka dibayar sesuai harga pasar.
Dari Desa Sibangorjulu dan Desa Sibangortonga, dua desa inilah yang dialami sedikitnya 79 warga mengalami insiden ‘gas beracun’, beberapa waktu lalu.
Rajab Nasution, 43, dan Abdur Rasyid Nasution, 36, dan sejumlah warga lainnya, menginkan ketenangan, kenyamanan. Sebelumnya, mereka hidup rukun dan damai di desa. (irh)
Berita terkait: