Scroll Untuk Membaca

Sumut

Kotak Kosong Kembali Terjadi Di Pilkada Deliserdang, Kegagalan Parpol Hasilkan Kader

Kotak Kosong Kembali Terjadi Di Pilkada Deliserdang, Kegagalan Parpol Hasilkan Kader
Pengamat Politik dari SKPI Syahrial Effendi. (Waspada/ist)
Kecil Besar
14px

DELISERDANG (Waspada): Pengamat Politik dari Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI) Syahrial Effendi S.Sos menilai bila kotak kosong kembali terjadi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Deliserdang Tahun 2024, merupakan kegagalan Partai Politik (Parpol) menghasilkan kader menjadi pemimpin eksekutif. Karenanya diharapkan Pilkada Deliserdang kali ini bisa lebih kompetitif dengan banyak calon.

“Harapannya Pilkada Deliserdang bisa lebih kompetitif dengan banyak calon sebagai pilihan terbaik masyarakat Deliserdang kedepannya,” kata Syahrial Effendi kepada Waspada, Selasa (9/8).

Dia menanggapi di Kabupaten Deliserdang pernah terjadi Pilkada Deliserdang Tahun 2018 Ashari Tambunan berpasangan dengan HM Ali Yusuf Siregar.

Dalam upaya menjadikan Pilkada Deliserdang melawan kotak kosong sangat berpotensi terjadi karena adanya gerakan-gerakan salah satu Bakal Calon (Bacalon) untuk “memborong” dukungan Parpol yang memiliki kursi di DPRD Deliserdang. Hal itu Syahrial Effendi menyayangkan bila terjadi.

“Ya, sebenarnya sangat disayangkan jika itu terjadi sebagai sebuah harapan dari masyarakat yang ingin melihat sosok calon-calon pemimpin Deliserdang 5 tahun kedepan akan tetapi karena semua sudah ada mekanismenya kita tetap mengedepankan mekanisme, sebagai aturan mainnya,” katanya.

Dari sisi lain, Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Deliserdang itu mengungkapkan hal ini merupakan kegagalan Parpol mengkader menjadi pemimpin. “Tapi dari sisi lain, saya melihat kegagalan partai politik menghasilkan kader-kader yang pantas menjadi pemimpin daerah dan wakil rakyat untuk didorong maju dalam Pilkada,” ungkapnya.

Kegagalan Parpol, kata Syahrial Effendi dimungkinkan karena syarat dan ketentuan yang salah satunya menjadi faktor kendala Parpol mendorong kadernya maju dalam Pilkada. “Karena harus berkoalisi dengan partai lain dan keputusan penuh saat ini ada di pengurus tingkat pusat. Sehingga terkesan mengenyampingkan aspirasi dari arus bawah di masyarakat tingkat kabupaten atau kota,” tutupnya. (a16/a01).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE