TEBINGTINGGI (Waspada.id): Lebih dari satu minggu sampah banjir di berbagai lokasi kota Tebingtinggi menumpuk tak terangkut. Aroma sampah bahkan telah menimbulkan keresahan masyarakat sekitar karena harus menghirup bau busuk setiap hari.
Pantauan, Jumat (5/12), tumpukan sampah berserakan di tepi jalan-jalan utama hingga ke jalan- jalan kelurahan, komplek perumahan dan bak-bak penampungan sampah. Di sejumlah lokasi, sampah telah mengganggu jalur transportasi dan mengotori jalan. Meski ada truk sampah beroperasi, namun terlihat tak maksimal, sehingga diperkirakan ada puluhan ton sampah tak terangkut di berbagai tempat.
Beberapa warga mempertanyakan kerja Dinas Lingkungan Hidup yang menangani pengelolaan sampah. “Kota ini bukan lagi kota Adipura tapi udah jadi kota sampah,” ujar Subarjo, warga Kel. Bandar Utama, Kec. T. Tinggi Kota.
Zulkifli, warga Kel. Durian menegaskan sudah terjadi darurat sampah di Tebingtinggi pasca banjir, karena di mana-mana sampah menumpuk tak terangkut. “Baunya sudah menyengat dan berbahaya bagi kesehatan,” ujar aktifis pemuda ini.
Sumber di Dinas LH menyatakan terjadinya gangguan penanganan sampah, karena terkendala dengan pengadaan BBM solat untuk truk sampah. “Dinas langganan solar di SPBU Simpang Beo, tapi lihatlah gimana mau ngisi solar gitu berjubelnya antre,” keluh pejabat di DLH itu.
Meski demikian dengan kondisi seadanya, pihaknya tetap berkomitmen melaksanakan tugas rutin itu. Pejabat DLH itu berharap masyarakat bersabar hingga kondisi normal. (Lik).












