PANYABUNGAN (Waspada.id): Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menempati urutan ketujuh di Provinsi Sumatera Utara, dalam hal penyumbang penderita Tuberculosis (TBC) dengan terdiagnosis sampai saat ini sebanyak 1.772 orang.
Hal itu terungkap berdasarkan keterangan Bupati Madina, H. Saipullah Nasution, SH. MM, saat membuka rapat koordinasi percepatan penanggulangan TBC di Aula Kantor Bupati, Kompleks Perkantoran Payaloting, Panyabungan, Rabu (10/09).
Dalam rapat yang turut dihadiri Wabup Atika Azmi Utammi, Pj. Sekda Sahnan Pasaribu, Staf Ahli, para kepala OPD, dan para camat ini juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama terhadap penanggulangan TBC di Madina.
Bupati Saipullah menjelaskan secara global Indonesia menempati posisi kedua dalam hal jumlah penderita TBC. “Dan delapan provinsi dengan beban penyakit tertinggi penyumbang salah satunya Sumut. Madina nomor tujuh yang memiliki kasus tertinggi penyumbang TBC di provinsi ini,” kata dia.
Bupati memaparkan capaian terduga TBC Madina target adalah 14.668 orang dengan 7.771 orang di antaranya sudah skrining. “Kasus TBC SO target 2.720 orang, sudah ditemukan 1.172, serta masih banyak masyarakat yang enggan untuk dilakukan pemeriksaan karena stigma negatif,” lanjut dia.
Bupati Saipullah mengungkapkan saat ini ada 36 pasien yang sudah terdiagnosis TBC namun belum memulai pengobatan. Selain itu, terdapat 38 pasien TBC SO yang putus berobat dengan alasan masyarakat masih percaya pengobatan tradisional.
Untuk penanganan, Bupati menerangkan, Pemkab Madina sudah memiliki Rencana Aksi Daerah (RAD) penanggulangan tuberkulosis pada tahun 2022-2027. RAD disusun dengan mengacu pada RPJMD Madina tahun 2021-2026 dan merupakan penjabaran dari strategis bidang kesehatan.
“Pelaksanaannya melibatkan seluruh stakeholder, jajaran pemkab dan dukungan lintas sektor serta dunia usaha,” jelas dia.

Meski demikian, bupati menilai masih perlu dilakukan evaluasi terhadap RAD yang sudah dibentuk guna meningkatkan temuan kasus dan mencapai target eliminasi TBC tahun 2030. “Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, kita sepakat untuk melaksanakan langkah-langkah strategis di Madina,” tutur dia.
Bupati pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengawal pelaksanaan RAD sehingga target eliminasi TBC di Madina tahun 2030 dapat tercapai. “Komitmen ini tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan lintas sektor dan keterlibatan masyarakat,” pungkas dia.
Kadis Kesehatan Madina dr. Faisal Situmorang mengungkapkan, TBC masih menjadi masalah kesehatan yang membutuhkan penanganan serius dan merupakan salah satu program prioritas yang mendapat perhatian penuh dari Presidan Indonesia.
“Ini menjadi tantangan khusus di Madina. Pemkab melalui tim percepatan penanggulangan TBC telah menyusun RAD Tahun 2022-2027 sebagai pedoman dalam percepatan eliminasi,” kata dia.(id.100)