GUNUNGSITOLI (Waspada): Puluhan massa yang menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus melakukan unjuk rasa di Rektorat Universitas Nias (Unias) yang terletak di Jln. Pancasila, Kota Gunungsitoli, Sabtu (10/8).
Para pengunjukrasa dalam orasinya menuntut Rektor Unias untuk segera memecat oknum dosen berinisial NAZ atas kasus Video Call Sex (VCS) serta mempertanyakan ijazah salah seorang alumni SZ yang ditahan pihak kampus.
Menjawab tuntutan Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus, Wakil Rektor (Warek) III Unias, Sukaaro Waruwu dengan tegas mengatakan terkait ijazah SZ pihak kampus telah memberikan ruang agar yang bersangkutan terlebih dahulu melakukan klarifikasi atas apa yang disampaikannya di media sosial.
“Namun SZ bukannya melakukan klarifikasi, justru memperkeruh suasana,” ujar Suka’aro Waruwu. Selain itu, kuasa hukum SZ juga telah menyampaikan somasi ke Unias.
“Justru kita mempermudah agar SZ mendapatkan ijazahnya. Jika SZ tidak dapat hadir di Rektorat, kita meminta untuk melakukan klarifikasi melaui video zoom terkait pernyataannya yang sudah beredar di media sosial,” tambah Suka’aro Waruwu.
Sedangkan Wakil Rektor (Warek) II, Delipiter Lase menanggapi terkait VCS dosen NAZ yang mengaku sebagai korban hipnotis sedang diproses pihak Unias. Dia juga menegaskan jika Unias tidak melindungi NAZ terkait VCS tersebut.
“Itu sudah dilaporkan ke Polres Nias, kita menunggu hasil dari penyidik, bila terbukti, Yayasan akan menindak sesuai aturan. Sebelum hal itu kita terima maka, kita semua sabar dan menunggu hasil dari penyelidikan kepolisian,” tandasnya.
Dari pantauan, aksi demo ini dikawal ketat personel Polres Nias di depan pintu gerbang Rektorat Unias.
Walau sempat terjadi aksi dorong- mendorong antara massa aksi yang memaksa masuk ke gedung Rektorat Unias dengan para personel Polres Nias. Setelah massa aksi diperkenankan masuk, mereka pun menyerahkan pernyataan sikap.
Dalam pernyataan sikapnya, selain menuntut kepastian ijazah SZ dan memecat oknum dosen NAZ terkait VCS, massa aksi juga mendesak agar Unias memastikan estimasi pembangunan kantin di FE, FKIP dan FST.
Selanjutnya, massa aksi juga meminta perbaikan dan penataan pelayanan administrasi dalam penginputan nilai mahasiswa di Unias.
Kemudian meminta agar Unias segera menyelesaikan pendistribusian almamater bagi mahasiswa yang belum terealisasikan.
Usai menyerahkan pernyataan sikap, massa Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus yang Pimpinan Aksinya Yarman Bate’e dan Kordinator Lapangan, Pandu Elisaro Zebua, akhirnya membubarkan diri dengan tertib.(a26).