LIMAPULUH (Waspada): Pemerintah Kabupaten Batubara berkolaborasi Yayasan Konservasi Pesisir Indonesia (Yakopi) menggelar Mangrove Culture Festival pertama di Pantai Sejarah, Perupuk Kecamatan Limapuluh Pesisir, Sabtu (19/7).

Kegiatan ini dibuka Bupati Batubara H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si dan Wakil Bupati Syafrizal, SE, M.AP agenda pertama jalan santai bersama diikuti ribuan peserta, acara lucky draw menyediakan hadiah utama sepeda sport, kulkas, mesin cuci dan ratusan hadiah menarik lainnya.
Selanjutnya menanam mangrove diikuti Direktur Yakopi, unsur Forkopimda dan penggiat pelestari pesisir sebagai wujud pelestarian hutan mangrove.
Kondisi hutan mangrove di Kabupaten Batubara seluas 576 haktare dan akan terus diperluas yang diperkirakan bisa mencapai puluhan ribu hektare dari 63 Km panjang garis pantai Kabupaten Batubara.
Dengan luas dan jumlah pohon mangrove dalam satu hektar diperkirakan 2.500 per hektare dan daya serap sekitar 6.048 ton karbon dioksida per hektare.
Sehingga dikalkulasikan potensi saat ini hutan mangrove di Kabupaten Batubara dapat menyerap karbon dioksida sebanyak 3.483.648 ton.
Bupati Batubara Baharuddin Siagian menekankan pentingnya pelestarian hutan mangrove.Sebab memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, bahkan lebih efektif dari pada hutan daratan.
Proses ini terjadi melalui fotosintesis, dimana tumbuhan mangrove mengubah karbon anorganik (CO2) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Sedangkan hutan mangrove di kawasan Pantai Sejarah tidak kalah baiknya dengan hutan mangrove di tempat lain.
“Karena potensi besar dan setiap beberapa periode musim (periode Oktober-Mei) burung-burung dari luar negeri sebagian besar dari Benua Australia yang melakukan imigrasi ke kawasan hutan mangrove di kawasan Pantai Sejarah,” ujarnya.
Dalam kaitan ini Bupati Baharuddin menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang sudah ikut menjaga dan melestarikan hutan mangrove. Serta, menjaga burung-burung yang berimigrasi di kawasan pantai.
Direktur Yakopi Eling Tuhono mengatakan Mangrove Culture Festival ini diawali dengan hibah yang diberikan oleh Kementerian Kebudayaan, dan alasannya dilaksanakan di Batubara merupakan hasil analisa dan penilaian Yakopi, selain itu kegiatan pertama juga dilakukan di Pantai Sejarah Kabupaten Batubara.
“Ini merupakan langkah awal Yakopi kembali ke Kabupaten Batubara untuk bekerja sama melaksanakan Mangrove Culture Festival. Kami berusaha meramu tentang kegiatan restorasi kemudian menggabungkan dengan kebudayaan masyarakat terutama masyarakat pesisir dan tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera,” terangnya.
Mangrove ini merupakan progres jangka panjang butuh kesabaran, sebab itu Yakopi hadir bekerja sama dengan masyarakat. Dan berpesan untuk menjaga mangrove karena ini merupakan sumber kehidupan di pesisir.(a18)