P.SIDIMPUAN (Waspada) : Ketua DP Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padangsidimpuan Ustadz Drs. Zulfan Efendi Hasibuan, MA prihatin melihat sikap sebagian umat Islam yang lebih menonjolkan kepentingan kelompok atau organisasinya dari pada kepentingan Islam
“Apapun organisasi kita, apapun kelompok kita, mari kita sadar, mari kita bersatu, karena persatuan umat inilah kekuatan kita,” kata Ketua MUI Padangsidimpuan Ustadz Drs. Zulfan Efendi Hasibuan, MA dalam ceramahnya pada acara Zikir dan Tabligh Akbar Penyambutan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H di Masjid Agung Al-Abror, Padangsidimpuan, Minggu (7/7).
Zikir dan Tabligh Akbar yang digelar MUI Padangsidimpuan bekerja sama dengan Persaudaraan Haji Padangsidimpuan Angkatan 2019 dengan tema ‘Memantapkan Ukhuwah Islamiyah dan Keteladanan’ dihadiri Pj.Wali Kota Padangsidimpuan diwakili Camat Padangsidimpuan Angkola Julu, Subandi Siregar, Dandim 0212/TS diwakili Danramil Kota Padangsidimpuan.

Juga hadir, Ketua PD Muhammadiyah Padangsidimpuan Dr. Anhar, mewakili Kakan Kemenag Padangsidimpuan, Ketua Persaudaraan Haji Angkatan 2019, H. Alam Masa, Muslimat NU, Aisyiyah, BKMT, Pengajian Akbar Al-Ikhlas, BKM Masjid Agung Al-Abror, Pengurus MUI Padangsidimpuan bersama MUI Kecamatan serta alim ulama.
Ketua MUI Padangsidimpuan menegaskan bahwa peringatan Tahun Baru Hijriyah sangat penting bagi umat Islam dan harus dijadikan sebagai momentum untuk introspeksi diri atas apa yang telah dilakukan selama karena dengan introspeksi dirilah manusia dapat berubah atau hijrah menuju untuk lebih mendekatkan diri kepda Allah SWT. “Hijrah itu meninggalkan, apa yang dilarang Allah SWT,” tuturnya.
Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang, ujar Ketua MUI, dapat dipastikan dosa seseorang bertambah akibat sikap dan perbuatannya.”Kalau amal kita bertambah belum pasti, tapi dosa kita pasti bertambah. Kalau kita sholat, sedekah belum tentu berterima di sisi Allah,” katanya.
Ustadz Zulfan mengungkapkan Rasullullah pernah berpesan bahwa ada 4 sikap harus dihindari umat karena dapat mencelakakan atau menghancurkan seseorang dalam pandangan Islam yakni selalu mengingat-ingat kebaikan, termasuk mengingat prestasi amal dan membanggakannya.
Kemudian lupa dengan dosa-dosa yang lalu, padahal sekecil apapun dosa itu sudah dicatat.yang ketiga, selalu melihat orang yang di atasnya dalam melihat dunia sehingga berkurang rasa syukurnya pada Allah. Keempat selalu melihat orang di bawahnya dalam urusan agama yakni memuji diri sendiri dengan membandingkan orang lain dalam urusan agama.

“Seharusnya kita melihat orang di atas kita dalam urusan agama sehingga timbul semangat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Kemudian melihat orang di bawah kita dalam urusan dunia. Kalau kita merasa miskin, masih banyak orang yang lebih miskin dari kita, kalau kita kurang sehat, masih banyak orang lebih parag penyakitnya dari kita,” ungkapnya.
Melihat lemahnya persatuan umat Islam saat ini, Ketua MUI Padangsidimpuan menceritakan politik karung tikus. Tikus dalam karung itu selalu ditendang agar tidak punya kesempatan untuk menggigit karung tersebut. Padahal jika diberi kesempatan, tikus yang memiliki gigi tajam dengan mudah dapat keluar dari karung dengan melubanginya.
“Inilah yang kurang dipahami umat. Terkadang dihembuskan hal-hal yang dapat memecah belah belah umat, hal-hal yang dapat menyulut pertengkaran diantara kelompok sehingga umat Islam lalai bahwa persatuan merupakan merupakan kekutan umat Islam. Allah telah mengingatkan bahwa agama Itulah perekat dan penguat kita,” tegas Ketua MUI.
Ustad Zulfan juga mengingatkan bahwa etika dan adab sangat penting sebab agama mengajarkan adab itu lebih tinggi dari ilmu. “Selangitpun pendidikannya, kalau adannya tidak ada, maka nol dihadapan Allah SWT,” katanya.
Wakil Ketua Umum MUI Padangsidimpuan yang juga Ketua Panitia Tabligh Akbar Penyambutan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H, Drs. Samsuddin Pulungan MA mengatakan, belakangan ini sudah muncul kebenaran baru yang kebenaran bukan lagi berdasarkan fakta dan data tapi menurut pendapat komunitas
Ketua Persaudaraan Haji Angkatan 2019, H. Alam Masa mengatakan bahwa penyambutan Tahun Baru Hijriyah sangat penting mengingat banyak umat Islam yang tidak paham dengan tahun hijriyah.(a39).