P.SIDIMPUAN (Waspada) : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padangsidimpuan minta penjual daging diberbagai pasar di wilayah Kota Padangsidimpuan untuk memotong hewan secara syar’i atau sesuai aturan Islam agar daging yang dibeli masyarakat (umat Islam) halal.
“Jangan sampai nanti, mereka yang belum punya kesadaran betul, kembali lagi menyembelih asal asalan saja. MUI yang berperan sebagai hidayatul ummah, ingin memastikan makanan yang di konsumsi ummat halal,” kata Ketua MUI Padangsidimpuan Ustadz Drs.H.Zulfan Efendi Hasibuan MA saat membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang penyembelihan hewan, Jumat (6/12/2024.
FGD yang digelar di Aula Kantor MUI, Jl.HT Rizal Nurdin, Palampat, Padangsidimpuan untuk membahas hasil survei penyembelihan hewan yang dilakukan Komisi Penelitian dan Pengkajian, MUI Kota Padangsidimpuan tersebut dihadiri tim peneliti dan pengurus MUI Padangsidimpuan dengan pembicara Sekretaris MUI Padangsidimpuan, Dr.Zul Anwar Ajim Harahap, MA.
Ketua MUI Padangsidimpuan, Ustadz Drs.H.Zulfan Efendi Hasibuan MA menegaskan, jika daging yang dibeli masyarakat (umat Islam) tidak dipotong secara syar’i dapat dibayangkan apa dampak yang terjadi terhadap masyarakat yang mengkonsumsi daging tersebut.
Untuk memastikan bahwa daging yang dibeli masyarakat halal, ucapnya perlu diberikan pelatihan kepada tukang potong hewan.”Peserta pelatihan akan kita berikan sertifikat. Dalam pelatihan selain memberikan edukasi cara memotong hewan yang halal, tentu juga perlu diperhatikan adab dan etika memotong hewan,” tuturnya.
Berdasarkan hasil survei terhadap sejumlah pedagang atau penjual daging, baik penjual daging kerbau, sapi, kambing maupun penjual daging ayam disimpulkan bahwa masih perlu diberikan edukasi dan pencerahan kepada penjual daging agar dalam memotong hewan sesuai Syariat Islam (Syar’i).
Sebagaimana diungkapkan Dr.Zul Anwar Ajim Harahap dalam paparannya bahwa dari hasil survei tersebut dapat disimpulkan, 61 ℅ penjual lagi di wilayah Padangsidimpuan merupakan pedagang lama dan 72 ℅ belajar memotong hewan secara autodidak.
Dalam sesi diskusi, peserta FDG mengungkapkan berbagai hal yang ditemui mereka dilapangan seperti penjual daging yang enggan diwawancarai dengan 10 pertanyaan survei, memotong hewan dengan arah yang berbeda-beda (tidak semuanya arah kiblat) dan menyembelih hewan (ayam) dengan cara dipegang (ayamnya tidak menyentuh tanah).
Secara umum, sebagimana diungkapkan Ustadz Sayid Muammar Pulungan, ustadz Romin Rambe SH, Yasser Arafat LC, MA, ustadz Drs. Abdur Rahim Nasution, ustadz Drs.Ali Nurdin Siregar dan ustadzah Dra.Hj.Tikholija bahwa rata-rata penjual daging di berbagai pusat pasar di Kota Padangsidimpuan kurang memperhatikan adb dan etika dalam memotong hewan.
Terkait dengan kesediaan penjual atau tukang potong hewan untuk mengikuti pelatihan yang akan digelar MUI Padangsidimpuan, peserta tim survei mengungkapkan sebagin besar tukang potong hewan mau ikut pelatihan.”Mereka meminta agar diberikan spanduk dan sertifikat untuk dipajang sebagai bukti mereka sudah ikut pelatihan,” ujar salah seorang peserta FGD.
Sebagai hasil dari FGD tersebut, disimpulkan bahwa perlu dilakukan sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran terkait kehalalan makanan hasil sembelihan di pasar-pasar Padangsidimpuan, baik melalui khotbah di Masjid maupun lewat pengajian-pengajian serta memberikan pelatihan bagi tukang potong hewan.
Dalam memberikan pelatihan kepada tukang potong hewan, MUI Padangsidimpuan akan menghadirkan pembicara dari pihak Pemko Padangsidimpuan.”Kita putuskan pelatihan digelar 14 Desember 2024 usai ba’da dzuhur,” ujar Ketua MUI Padangsidimpuan. (a39)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.