PADANG LAWAS (Waspada): Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Padang Lawas saat ini mestinya bisa mencapai Rp200 miliar. Hal itu mengingat besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki.
Demikian menurut Ir. Bakhari Abbas Pulungan, MT, MH, seorang teknokrat asal Desa Siundol, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas (Palas) kepada Waspada, Sabtu (6/1).
Kata Bakhari Abbas, potensi PAD itu, menyusul banyaknya perusahaan perkebunan, perusahaan pengelolaan hutan tanaman industri, potensi tambang batu bara dan migas.
Tetapi semua potensi itu tidak terurus dengan baik, tidak ada yang mendorong, dan tidak ada yang mau dan mampu memperjuangkan income untuk daerah sebagai PAD.
Ironisnya lagi, kata dia, para kepala dinasnya, hanya mengamankan kedudukan jabatannya.
Selain itu, pejabatnya hanya menunggu perintah atasan. Tidak memiliki produk unggulan, begitu juga statistik tidak punya, sehingga yang maju itu tidak jelas.
Bahkan semua pegawai menumpuk di sekitar kantor, para camat kebanyakan bekas guru SD, guru agama, semua bisa jadi camat.
“Maka programnya tidak ada, dan pengetahuan maju tidak ada, malah koordinasi dengan masyarakat rendah, lebih maju lagi pemikiran kepala desa,” sebutnya.
“Sekalipun para Kades tidak punya program, tidak berkantor, tidak punya aktivitas terus didiamkan. Lebih diutamakan Bimtek dari aparat penegak hukum,” sambungnya.
Hal ini, kata dia, membuat daerah Padang Lawas makin terbelakang. “Karena itu kita perlu cari orang hebat agar Palas bisa maju lebih cepat dan orang-orang kaku, orientasi KKN kita tinggalkan, koordinasi per sektor wilayah kita kembangkan,” ujarnya.
Kemudian, tambahnya, minta camat agar aktif, yang tidak tahu koordinasi dan kemajuan, serta yang tidak punya program segera diganti dan kepala desa yang korup minta diperiksa inspektorat, aparat dan KPK. (a30)