PERCUT SEITUAN (Waspada.id): Bupati Deliserdang, Asri Ludin Tambunan menegaskan, keseimbangan harga beras di daerah merupakan hal penting. Untuk itu, ia menganjurkan para petani Deliserdang agar tidak menjual gabah ke luar daerah.
Karena menurutnya, langkah ini bertujuan untuk memastikan pasokan beras dari Deliserdang tetap mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
“Saya harap bapak-ibu menjual gabahnya di kilang yang ada di sini. Nanti, Kadis Pertanian sampaikan kepada pemilik kilang agar tidak langsung mendistribusikan beras keluar daerah. Begitu juga petani, jangan tergiur dengan harga tinggi yang ditawarkan agen luar,” pesan Bupati Asri Ludin Tambunan usai menghadiri panen raya bersama Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sukmo Tirta di Desa Kolam, Kecamatan Percut Seituan, bersama Wakil Bupati, Lom Lom Suwondo,Kamis (11/9/25).
Ia juga meminta Dinas Pertanian benar-benar aktif berkoordinasi dengan pemilik kilang agar mendukung kebijakan tersebut.
Disebutkan, dari 318 hektare lahan yang dipanen, diperkirakan menghasilkan 8–9 ton gabah per hektare.
“Kalau panennya dari Deliserdang, maka hasilnya juga harus diserap pasar Deliserdang. Kalau stok sudah berlebih, baru bisa kita alihkan ke kabupaten lain,” papar Asri Ludin Tambunan.
Selain menjamin harga gabah di tingkat petani Rp6.500 per kilogram, ia meyakini kebijakan tersebut bisa menstabilkan harga beras di Deliserdang. Sebab, pasokannya terkendali. Saat ini, harga beras di Deliserdang masih terbilang tinggi di kisaran Rp15.000-Rp18.000 per kilogram.
Asri Ludin juga mengapresiasi swadaya kelompok tani dalam pembangunan pompanisasi irigasi persawahan.
“Saya perlu gabungan kekuatan untuk membangun. Terima kasih atas segala upayanya,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menyinggung pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mendukung pertanian, termasuk dalam penyediaan infrastruktur irigasi.

“Kalau sulit mengandalkan kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumut II, saya akan libatkan TNI melalui karya bakti. Kita akan minta rekom teknis dari BWS, agar bisa dikerjakan bersama. Intinya, semua upaya kita arahkan agar produksi dan distribusi pertanian berjalan baik,” tandas Asri Ludin Tambunan.
Andan, mewakili kelompok tani menyampaikan, petani di wilayah tersebut masih menerapkan sistem tanam dua musim. Sebab, irigasi yang ada kerap terkendala, terutama saat musim kemarau.
“Terima kasih kepada PPL yang sudah mendampingi kami. Tapi saat kemarau debit air sangat berkurang. Apalagi tanggul di persimpangan sempat jebol. Kami sudah menahan dengan tanah goni secara swadaya, tapi tetap berharap ada bantuan pemerintah,” harap Andan.
Panen raya tersebut turut dihadiri Ketua TP PKK Ny Jelita Asri Ludin Tambunan, Ketua Bidang I Ny Asniar Lom Lom Suwondo, asisten, OPD terkait, Camat Percut Seituan, A. Fitriyan Syukri, para kelompok tani, kepala desa dan lainnya.(id.28)