BINJAI (Waspada.id) : Kelangkaan Gas Elpiji 3 kilogram di Kota Binjai membuat aktivitas rumah tangga tersendat. Situasi ini paling dirasakan para ibu yang setiap hari bergantung pada gas melon untuk memasak. Di beberapa kelurahan, masyarakat mengaku sudah berkeliling dari satu warung ke warung lain namun tetap pulang tanpa tabung.
Yanti, warga Binjai Barat, mengeluhkan betapa sulitnya mencari gas sejak dua hari terakhir. Ia tampak kesal saat menceritakan pengalaman mencari gas sambil membawa tabung kosong.
“Gimana kami mau masak kalau gas tidak ada,” ujarnya dengan nada cemas.
Pemerintah Kota Binjai mengakui adanya gangguan pasokan. Kepala Bagian Perekonomian Pemko Binjai, Andi Affandi S.Sos, menyebut kondisi ini terjadi karena pendistribusian belum kembali normal pasca banjir yang melanda kota tersebut.
“Kondisi pendistribusiannya belum maksimal berjalan. Untuk itu kami berharap masyarakat dapat bersabar,” kata Andi, Senin (1/12) siang.
Saat ditanya kapan suplai gas melon kembali stabil, Andi belum bisa memastikan. Ia menegaskan bahwa pasokan akan kembali berjalan begitu jalur distribusi pulih sepenuhnya.
“In sya Allah secepatnya pasokan gas akan segera ada,” ucapnya singkat.
Kelangkaan tidak hanya terjadi pada gas melon. Warga juga kesulitan mendapatkan BBM jenis Pertalite. Di tingkat eceran, harga melonjak drastis dan memberatkan warga yang bergantung pada kendaraan untuk bekerja. Pantauan awak media menunjukkan harga Pertalite di pengecer saat ini berada di kisaran Rp25.000 hingga Rp35.000 per liter. (Id91)












