BESITANG (Waspada): Para pedagang penjual gorengan di Kab. Langkat merasakan imbas dari kenaikan harga komoditas minyak goreng curah. Harga minyak dari bahan baku crude palm oil (CPO) ini melambung di pasaran.
Pedagang gorengan di Besitang saat ditemui Waspada, Kamis (14/11), mengeluh tingginya harga minyak goreng curah. Ia mengatakan, harga minyak goreng curah yang sebelumnya Rp16.000/Kg, kini naik menjadi Rp20.000/Kg.
“Kami sangat terpukul dengan kenaikan harga minyak goreng curah yang cukup tinggi,” keluh Jamilah, salah seorang ibu rumah tangga yang sudah belasan tahun berjualan gorengan.
Naiknya harga minyak goreng membuat keuntungan pedagang gorengan ini semakin tipis, apalagi harga pisang kepok juga tinggi, yakni antara Rp10.000 sampai Rp15.000 per sisir.
Dia mengkhawatirkan, kalau harga minyak goreng terus-terusan naik, usahanya bukan tak mungkin bisa tutup. Jamilah menuturkan, ia tidak akan menaikan harga jual, karena takut gorengannya tidak laku.
Tidak hanya Jamilah, tapi sejumlah ibu rumah tangga juga mengeluhkan kenaikan berbagai komoditas harga kebutuhan pokok, seperti tomat, bawang putih dan bawang merah.
Harga tomat di tingkat perdagangan eceran mengalami kenaikan yang cukup tinggi, dari sebelumnya Rp8.000/Kg menjadi Rp22.000, bawang putih dari Rp25.000 jadi Rp48.000 dan bawang merah dari Rp20.000 jadi Rp.32.000
Sementara, harga telur ayam di pasaran kini relatif masih stabil dan harga beras dalam dua bulan terakhir sedikit mengalami penurunan. Sedangkan harga ikan basah relatif masih tinggi akibat faktor cuaca ekstrem di laut.
“Harga ikan selayang aja kini sudah mencapai Rp30.000/Kg dan ikan gembung Rp40.000-an,” ujar Nisa, salah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang kini membuka usaha warung kopi untuk menambah penghasilan rumah tangga.
Menyikapi kenaikan harga kebutuhan pokok ini, pedagang gorengan, termasuk para emak-emak berharap kepada pemerintah agar dapat mengendalikan stabilitas harga.
“Kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok tentunya sangat berimbas pada masyarakat kecil yang berpenghasilan rendah seperti kami ini,” imbuh Nisa.(a10)