PEMATANGSIANTAR (Waspada): Berdasarkan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum, Kota Pematangsiantar mengalami deflasi -0,04 persen (mtm) periode Februari 2023.
“Realisasi itu lebih tinggi berbanding realisasi inflasi Provsu yang mengalami deflasi -0,31 persen (mtm), namun lebih rendah berbanding inflasi nasional yang mengalami inflasi 0,16 persen (mtm),” sebut Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar Teuku Munandar secara tertulis, Rabu (1/3) malam.
Sementara, lanjut Munandar, secara tahunan, Pematangsiantar mengalami inflasi 5,93 persen (yoy).
Menurut Munandar, deflasi Februari itu utamanya yang mendorong penurunan harga beberapa komoditas seperti daging ayam ras, ikan asin teri dan tomat.
“Daging ayam ras mengalami deflasi -9,15 persen (mtm) dengan andil deflasi -0,14 persen (mtm), menyusul ikan asin teri dan tomat yang masing-masing mengalami deflasi -14,95 persen (mtm) dan -15,45 (mtm) dengan andil deflasi -0,09 persen dan -0,06 persen,” imbuh Munandar.
Daging ayam ras, lanjut Munandar, melanjutkan tren deflasi dari periode sebelumnya seiring dengan ketersediaan pasokan daging ayam ras yang cukup di Pematangsiantar.
“Berdasarkan survei Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), pasokan daging ayam ras di Februari 2023 mengalami peningkatan 35,4 persen (mtm). Sementara, deflasi pada ikan asin teri terjadi seiring dengan masuknya ikan asin teri dari Kota Tanjung Balai,” imbuh Munadar.

Namun demikian, lanjut Munandar, beberapa komoditas terpantau mengalami inflasi pada Februari 2023 seperti komoditas bawang merah, beras dan rokok kretek filter. “Bawang merah mengalami inflasi 11,57 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,07 persen (mtm).”
“Sedang beras dan rokok kretek filter masing-masing mengalami inflasi 1,39 persen (mtm) dan 2,02 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,07 persen dan 0,07 persen,” imbuh Munandar.
Inflasi pada bawang merah, menurut Munandar, utamanya yang mendorong sentra produksi bawang merah yang belum memasuki panen raya. “Secara historis komoditas bawang merah di Pematangsiantar mengalami inflasi di Februari-Maret di dua tahun terakhir. Rata-rata inflasi (mtm) bawang merah di Februari dalam tiga tahun terakhir 11,01 persen (mtm).
“Komoditas beras masih melanjutkan tren inflasi dari periode sebelumnya dan harga gabah di tingkat petani di Sumut yang masih tinggi mendorong kenaikan harga beras di Februari 2023. Berdasarkan data BPS Sumut, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) di Februari 2023 masing-masing meningkat 5,15 persen dan 4,5 persen (mtm),” jelas Munandar.
Intervensi TPID di daerah, lanjut Munandar, terus berlanjut melalui pelaksanaan pasar murah untuk menahan laju inflasi beras. “Berdasarkan pantauan PIHPS Pematangsiantar rata-rata harga beras mulai mengalami penurunan dari minggu pertama Februari 2023 Rp12.450,- menjadi Rp12.400,- di minggu keempat Februari 2023.”
Berdasarkan kelompok pengeluaran, sebut Munandar, penyumbang deflasi utamanya kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi -0,71 persen (mtm) dengan andil deflasi -0,28 persen.
“Kemudian, seluruh kelompok lainnya mengalami inflasi dan inflasi tertinggi penyumbangnya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi 2,15 persen (mtm) dengan andil inflasi 0,11 persen,” imbuh Munandar.
Dalam upaya mengendalikan inflasi di Februari 2023, lanjut Munandar, TPID kabupaten/kota di wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar telah melaksanakan beberapa program yakni monitoring harga komoditas secara harian melalui PIHPS maupun harga Diskoperindag.
Kemudian, pelaksanaan pasar murah 1-10 Februari 2023 di delapan titik di Pematangsiantar dengan total penjualan beras 32,6 ton, gula pasir 2,1 ton, minyak goreng 2.400 liter dan telur 1,4 ton.
Pelaksanaan pasar murah/SPHP juga berlangsung di dua titik di Kab. Asahan pada 20-21 Februari 2023 sebanyak 3,5 ton beras medium, pada 27 Februari 2023 rapat kordinasi TPID Kab. Simalungun membahas isu rencana pasar murah dan inspeksi mendadak pasar menjelang HBKN, penguatan kerjasama antar daerah serta program peningkatan produktifitas pertanian Simalungun.(a28).