ACEH TAMIANG (Waspada.id): Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang mulai melakukan pembangunan pusat pelatihan (training centre) komoditas lestari. Prosesi peletakan batu pertama dilakukan Bupati Aceh Tamiang, Irjen Pol (Purn) Drs. Armia Pahmi, MH, di Kampung Aras Sembilan, Kecamatan Bandar Pusaka.
Pembangunan fasilitas yang dimulai pada Rabu (22/10) tersebut berlokasi di area Hutan Kota Aceh Tamiang dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, serta perekonomian masyarakat melalui praktik pertanian dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.
Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi menegaskan, pusat pelatihan ini merupakan investasi strategis untuk melahirkan generasi muda Aceh Tamiang yang kompeten dan berdaya saing global.
“Saya ingin anak Aceh Tamiang ini maju dan jadi orang hebat, melalui pusat pelatihan ini, mereka kelak dapat memperoleh pengetahuan tentang praktik pertanian berkelanjutan, pengelolaan hutan lestari, pengembangan komoditas unggulan daerah, serta penerapan teknologi ramah lingkungan,” ujar Armia.
Bupati Armia menjelaskan, bahwa pusat pelatihan ini juga akan berfungsi sebagai demonstrasi lapangan (demplot) bagi komoditas unggulan seperti kopi, kakao, dan tanaman bernilai tambah tinggi lainnya. Bupati Armia optimis, keberadaan training centre akan menjadikan Aceh Tamiang sebagai model daerah yang mampu mengelola sumber daya alam secara cerdas, produktif, dan berkeadilan.
“Pemilihan lokasi di hutan kota memiliki makna mendalam” sebutnya seraya mengatakan, hutan kota bukan hanya ruang terbuka hijau, tetapi juga menjadi komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Karena Pemkab Aceh Tamiang ingin menjadikan hutan kota sebagai laboratorium hidup (living laboratory) bagi praktik-praktik terbaik pengelolaan lingkungan dan pembangunan lestari. “Pusat pelatihan ini nantinya akan menjadi tempat strategis bagi kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat,” pungkasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Syurya Luthfi, menyebutkan, selain sebagai tempat pelatihan terpadu, lokasi ini juga akan difungsikan sebagai tempat konservasi tanaman dan hewan langka yang wajib dilestarikan. “Kita berharap nantinya ini akan menjadi taman agrowisata bagi masyarakat Aceh Tamiang,” terang Syurya.
Sementara itu, Direktur Forum Konservasi Leuser (FKL), Muhammad Isa, menekankan bahwa kehadiran training centre ini merupakan bagian dari kepedulian FKL terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat, tidak hanya kepada satwa.
“Kehadiran pusat pelatihan ini bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengetahuan teknik pertanian dan perkebunan. Melalui pelatihan, semoga hasil panen masyarakat akan semakin melimpah berlipat dari sebelumnya,” jelasnya.
Dalam kegiatan peletakan batu pertama ini dihadiri Ketua DPRK, Asisten Setdakab, Kepala Perangkat Daerah, Kepala KPH VII Aceh, serta perwakilan dari berbagai mitra strategis, termasuk The Asia Foundation (TAF), Unilever, Pepsico, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, MARS, PT. Musim Mas, PT. Socfin Indonesia, dan berbagai perusahaan serta lembaga konservasi lainnya.(id76)