PANYABUNGAN (Waspada.id): Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina) telah mengambil beberapa langkah strategis untuk mengatasi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pasca-bencana banjir dan longsor melumpuhkan pengiriman dari Sibolga.
Hal itu disampaikan Bupati Madina. H. Saipulla Nasution usai melantik 160 ASN di Aula Kantor Bupati, Kompleks Perkantoran Payaloting, Panyabungan, pada Selasa, 2 Desember 2025. Dia juga menyampaikan beberapa pesan penting kepada masyarakat.
Salah satu langkah yang diambil Pemkab Madina adalah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pertamina Sumbagut, dan Pemprov Sumatera Barat, agar BBM untuk daerah ini disuplai dari Ranah Minang.
Langkah ini, kata Saipullah, sebagai bentuk kehadiran pemerintah di tengah situasi yang dihadapi masyarakat saat ini. “Saya prihatin kondisi saat ini. Namun kita harus tenang, kita harus sabar menyikapinya. Pemerintah sudah mengambil langkah-langkah strategis,” kata dia.

Saipullah menilai, suplai dari Dumai terlalu lambat karena memakan waktu tempuh sampai 24 jam. Sementara dari Sumbar hanya sekitar 10-12 jam.
Dia mengingatkan, koordinasi dan permohonan suplai dari Sumbar ini butuh waktu, termasuk penyelesaian administrasi. Maka dari itu, masyarakat harus bersabar dan memakai kendaraan untuk kebutuhan prioritas dan mendesak saja.
“Untuk bisa memenuhi bahan bakar kita BBM, baik itu Solar, Pertalite, Dexlite, maupun Pertamax, bisa disuplai dari Sumatera Barat sehingga kondisi ini akan bisa nanti berangsur mengatasi situasi,” ungkap bupati.
Sementara itu, Saipullah mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menjaga kondusifitas. “Percayalah, pemerintah hadir bersama masyarakat dan kami akan semaksimal mungkin mencari langkah-langkah strategis untuk memenuhi segera kebutuhan BBM maupun LPG,” tegas dia.
Untuk kebutuhan penanganan bencana, Saipullah mengaku telah berkomunikasi dengan bupati Pasaman. “Barusan juga saya menghubungi Bupati Pasaman agar SPBU Rao memberikan bantuan bahan bakar untuk alat-alat berat yang kita gunakan untuk menggeser tanah longsoran,” tegas bupati.
Kepada pemilik SPBU, Saipullah berpesan agar mengutamakan pengisian BBM truk pengangkut gas LPG sehingga tidak menimbulkan masalah kelangkaan gas.
“Bukan keistimewaan, tapi tujuannya lebih besar agar LPG di masyarakat yang sudah langka bisa terpenuhi karena stoknya di Sidimpuan harus diambil dan dibawa ke sini,” sebut Saipullah.
Hal lain yang perlu diutamakan, kata dia, adalah bahan bakar untuk mobil pengangkut Makan Bergizi Gratis (MBG) karena ada gizi untuk anak-anak sekolah yang harus dipenuhi setiap hari(Id100)












