PANYABUNGAN (Waspada.id): Puluhan pedagang, mayoritas wanita, menghadang Tim Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Mandailing Natal (Madina) di pintu masuk Pasar Kuliling, Kota Panyabungan, Selasa (7/10) pagi.
Penghadangan ini terjadi saat petugas hendak melakukan penertiban, memicu kericuhan dan aksi saling dorong selama sekitar 30 menit. Para pedagang menuntut agar kebijakan relokasi ditinjau ulang karena khawatir kehilangan mata pencarian.
Wartawan Waspada.id di lokasi melaporkan, suasana tegang menyelimuti simpang Pasar Kuliling. Begitu tim Satpol PP dan Damkar tiba, para ibu pedagang langsung histeris dan berteriak-teriak meminta petugas tidak masuk.
Petugas Satpol PP dan Damkar segera membentuk pagar betis, namun aksi dorong-dorongan tak terhindarkan antara mereka dan barisan pedagang wanita. Insiden ini berlangsung sekitar 20 hingga 30 menit.

Setelah ketegangan mereda, dialog sempat terjadi. Salah seorang pedagang melontarkan pernyataan menohok, “Jangan gara-gara kebijakan pimpinan, kita bersaudara jadi ribut.” Mereka juga mendesak, “Tolong disampaikan kepada Bupati, agar ditinjau kembali kebijakannya.”
Pedagang mengeluhkan bahwa meskipun sebagian telah pindah ke Pasar Eks. Bioskop Tapanuli, dagangan mereka tidak laku karena tidak semua pedagang ikut pindah, menyebabkan pembeli enggan datang.
Ros Nasution, salah seorang pedagang, dengan nada memohon menyampaikan aspirasinya. “Tolong Pak Bupati Madina, tinjau kembali kebijakannya. Kami juga ingin makan dan butuh biaya untuk sekolah anak,” ujarnya.
Namun, tidak semua pedagang merasakan dampak negatif yang sama. Nurlia Hasibuan, seorang pedagang di Pasar Eks. Bioskop Tapanuli, justru mengaku dagangannya mulai laris sejak adanya penertiban di Pasar Kuliling.
“Kami mengharapkan Satpol PP dan Damkar untuk terus melakukan penertiban agar semua pedagang berkumpul di Pasar Eks. Bioskop Tapanuli,” harapnya, menunjukkan adanya perbedaan pandangan di kalangan pedagang terkait kebijakan relokasi ini.(id100)