DELISERDANG (Waspada): Pengamat sosial politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sohibul Ansor Siregar berpendapat penampilan debat Calon Wakil Bupati Deliserdang (Cawabup) nomor urut 3 Bayu Sumantri Agung (BSA) harus diakui tampil secara baik dengan dapat mewakili Calon Bupati Drs HM Ali Yusuf Siregar MAP.
Hal itu dikatakan Sohibul Ansor, kepada Waspada, Senin (18/11). Dia menyebut, wacana Bayu Sumantri Agung tentang Pelayanan Publik 4.0 yang didasarkan pada visi-misi dan rencana program kerja Pasangan Calon (Paslon) Ali Yusuf Siregar-Bayu Sumantri Agung, membuka wawasan besar atas transformasi layanan khas era digital. “Jadi Bayu Sumantri Agung mampu mewakili paslon ini dengan baik dalam debat kemarin,” katanya.
Dijelaskan Sohibul, transformasi layanan publik ini meniscayakan teknologi digital yang bertujuan untuk menciptakan layanan yang lebih efisien, efektif, transparan, dan mudah diakses oleh masyarakat.
“Bayu Sumantri Agung sadar benar bahwa konsep ini melibatkan penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of things (IoT), big data, dan cloud computing,” jelasnya.
Kata Sohibul, meskipun menawarkan banyak manfaat, implementasi Pelayanan Publik 4.0 menghadapi tantangan, seperti ketersediaan infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), perubahan budaya kerja, dan keamanan Data. “Di sinilah Bayu Sumantri Agung kelihatan sangat progresif,” katanya.
“Bahwa daripada berkutat pada phobia digital yang hingga saat ini masih kerap dengan pengarusutamaan rasa takut yang dibesar-besarkan terhadap side effect teknologi informasi seperti hoaks, Bayu Sumantri Agung melangkah melampaui cara berfikir rata-rata politisi di tanah air,” tambahnya.
Pada aspek lain, lanjut Sohibul tidak mungkin dinafikan bahwa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memiliki peran strategis ganda. Jika selama ini BUMD lebih dilihat sebagai institusi yang berperan sebagai trigger ekonomi daerah, bagi Bayu Sumantri Agung BUMD juga berperan dalam penyediaan layanan publik dan dapat berkontribusi pada efisiensi dan efektivitas pelayanan, karena berfungsi sebagai penyedia langsung layanan, pendukung infrastruktur, dan motor penggerak ekonomi daerah.
“Karena itu sinergi antara pelayanan publik dan BUMD sangat penting. Bentuk sinergi meliputi pemanfaatan teknologi, integrasi system, kerjasama inovasi, dan kolaborasi pemasaran. Meskipun ada peluang yang signifikan, tantangan juga muncul, seperti perbedaan tujuan antara profit dan kepentingan publik, ketersediaan sumber daya manusia, serta kebutuhan regulasi yang jelas. Namun, sinergi yang baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi biaya, dan pendapatan daerah,” tutup Sohibul. (a16/a01)