P.SIDIMPUAN (Waspada) : Rektor Universitas Muhamamdiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel) Muhammad Darwis MPd ungkap sejarah awal berdirinya UM Tapsel hingga jadi perguruan tinggi ternama pada acara puncak Peringatan Milad ke-42 UM Tapsel, Minggu (25/5/2025).
Milad UM Tapsel tahun 2025 dengan tema “Kolaborasi kampus berdampak, mencerahkan masyarakat berkemajuan” yang digelar secara sederhana diawali dengan Pawai Ta’aruf yang diikuti seluruh civitas akademika dan keluarga besar UM Tapsel serta diwarnai lucky draw dengan berbagai hadiah dan pemberian cindera mata kepada mantan Rektor UM Tapsel serta pemberian santunan.
Puncak Peringatan Milad ke-42 UM Tapsel ini dihadiri Bendahara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Andy Dwi Bayu Bawono, M.Si, Ph.D, Plt. Sekda Kota Padangsidimpuan, Roni Gunawan Rambe M.Si, Rektor UM Tapsel Muhammad Darwis MPd bersama Wakil Rektor, Dekan dan Pimpinan lembaga dilingkungan UM Tapsel.
Kemudan juga hadir Ketua STITM Sibolga, Uli Anto Hutagalung, mantan Rektor UM Tapsel H. Michwar Zaini, MH, mewakili Ketua DPRD Padangsidimpuan, mewakili Bank Sumut Syariah, BSI, Bank Muamalat serta PDM, PD Aisyiyah dan Angkatan Muda Muhammadiyah Tapsel dan Padangsidimpuan.
Rektor UM Tapsel, Muhammad Darwis MPd dalam sambutannya mengatakan, UM Tapsel sebagai salah satu dari dari 172 Perguruan Tinggi milik Muhammadiyah, berdiri tanggal 15 Mei 1983. Awalnya, UM Tapsel merupakan kelas jauh UMSU Medan.
“Pembukaan kelas jauh cabang UMSU di Padangsidimpuan, tidak lepas dari prakarsa Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Majelis Pendidikan dan Kebudayaan serta beberapa orang anggota Muhammadiyah yang pada waktu itu bertugas di IKIP Medan Cabang Padangsidimpuan,” katanya.

Pada awalnya, hanya ada dua fakultas yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa Indonesia dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Negara. “Aktivitas akademik dilaksanakan di komplek perguruan Muhammadiyah, Jalan Merdeka No. 247, sekarang Jenderal Sudirman Padangsidimpuan,” tuturnya.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa, ungkap Rektor, maka dibutuhkan ruang perkuliahan yang permanen. Atas keikhlasan Pimpinan Aisyiyah cabang Padangsidimpuan diperoleh tanah kosong di Jln. Stn. Moh Arief yang diwakafkan Hj. Aisyah Nasution. Di atas lahan inilah kampus UM Tapsel dibangun secara gotong royong.
Satu tahun sejak berdirinya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yakni pada tahun 1984 dibuka Fakultas Hukum. Dengan demikian kelas jauh UMSU di Padangsidimpuan menjadi tiga fakultas.
Melihat perkembangannya yang mendapat animo tinggi dari masyarakat, atas kesepakatan antara PD Muhammadiyah Tapsel dengan Rektor UMSU (dr. Dalmy Iskandar), fakultas cabang UMSU di Padangsidimpuan diusulkan menjadi Sekolah Tinggi ke Kopertis Wilayah I, dan mendapat sambutan yang baik dibuktikan dengan terbitnya SK Mendikbud RI.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMSU Cabang Padangsidimpuan berubah menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Padangsidimpuan dengan SK Mendikbud No. 0661/0/1985 tanggal 30 Desember 1985.
Fakultas Ilmu Sosial da Ilmu Politik UMSU cabang Padangsidimpuan berubah menjadi Sekolah Tinggi Sosial Politik Muhammadiyah Padangsidimpuan dengan SK Mendikbud No. 0315/0/1986 tanggal 8 April 1986
Fakultas Hukum UMSU cabang Padangsidimpuan berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Padangsidimpuan dengan SK Mendikbud No. 0324/0/1986 tanggal 16 April 1986.
Tiga tahun kemudian, lanjut Rektor, atas izin Kopertis Wilayah I, ketiga Sekolah Tinggi Muhammadiyah tersebut dilebur menjadi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan dengan penambahan Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan sesuai dengan SK Mendikbud RI dengan SK No. 0265/0/1987 tanggal 4 Mei 1987.
Pada tahun akademik 1989-1990, paparnya, UM Tapsel diberi izin membuka Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin sesuai SK Menteri Agama RI No. 178 Tahun 1991 tanggal 7 Agustus 1991. “Dalam perkembangannya, kedua fakultas tersebut kemudian dilebur menjadi Fakultas Agama Islam,” jelas Rektor.
Pada kesempatan itu, Muhammad Darwis mengungkapkan, di awal kepemimpinannya sebagai rektor yakni pada tahun 2022, mahasiswa baru yang mendaftar sebanyak 994 orang. Kemudian tahun 2023 meningkat jadi 1059 orang dan tahun 2024 mencapai 2209 mahasiswa baru. “Pada kondisi hari ini di semester genap 2024 keseluruhan mahasiswa aktif kita tercatat sebanyak 2899 orang,” ucapnya.
Rektor juga menceritakan tentang capaian-capaian yang diraih UM Tapsel dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan di UM Tapsel sejalan dengan program pemerintah, termasuk mendorong peningkatan kualitas dosen dengan menyiapkan biaya kuliah untuk S3.
“Milad tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan kontemplasi, refleksi dan evaluasi secara mendalam atas semua yang telah kita kerjakan selama estafet kepemimpinan di UM Tapsel yang kita cintai ini,” ujar Rektor.

Harus Kreatif Dan Inovatif
Bendahara Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Andy Dwi Bayu Bawono, M.Si, Ph.D dalam sambutannya pada peringatan Milad ke-42 UM Tapsel mengatakan, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan untuk menjadikan UM Tapsel menjadi lebih baik.
“Ada tiga hal yang harus diperhatikan, pertama tata kelola. Kedua pengembangan dan ketiga tentang keterlibatan UM Tapsel dengan lingkungan,” ucap Prof.Andy Dwi Bayu Bawono sambil menegaskan bahwa penggunaan anggaran harus efektif dan efisien.
Terkait dengan tata kelola dan pengembangan UM Tapsel, Prof. Dr. Andy Dwi Bayu Bawono yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Papu menyarankan agar kreatif dan inovatif dalam menata UM Tapsel sehingga minat generasi muda untuk kuliah di UM Tapsel semakin meningkat.
Ia berpesan kepada Rektor UM Tapsel dan seluruh jajarannya untuk menanamkan rasa memiliki dan tanggungjawab. “Tidak ada yang merasa lebih penting, karena semuanya penting, termasuk petugas kebersihan,” katanya. (a39)