Sumut

Pertamina Hadir Saat Korban Banjir Melewati Hari-hari Sulit

Pertamina Hadir Saat Korban Banjir Melewati Hari-hari Sulit
RELAWAN Pertamina bersiap mendistribusikan bantuan untuk para pengungsi di posko pengungsian di Aceh Tamiang. Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

HAWA dingin masih menyelimuti Kota Medan ketika halaman gudang logistik mulai dipenuhi kesibukan. Para relawan berdiri berdampingan di samping dua armada truk besar yang akan membawa mereka menempuh perjalanan ratusan kilometer menuju Aceh Tamiang.

Mereka datang dari berbagai entitas di Subholding Upstream Pertamina, seperti Pertamina Hulu Rokan (PHR), PHR Zona 1, Pertamina Hulu Energi, dan Regional 2 Subholding Upstream Pertamina. Mereka dipersatukan dalam satu misi mulia, yakni mengirimkan bantuan kepada warga yang sedang berjuang melewati hari-hari sulit.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Sejak akhir pekan lalu, sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang dilanda banjir besar akibat curah hujan ekstrem. Air sungai yang meluap merendam permukiman, memaksa warga mengungsi. Jalanan yang biasanya ramai mendadak sepi, digantikan deretan rumah yang terendam banjir dan sejumlah fasilitas publik yang tidak dapat berfungsi.

Listrik padam dan akses logistik terhambat. Di tengah kondisi itulah dua truk logistik ini diberangkatkan dari Medan menuju Kuala Simpang, Kamis (4/12). Truk ini membawa beras, mie instan, minyak goreng, susu, air mineral, biskuit, teh celup, gula, kopi, popok bayi, pembalut, sikat gigi, pasta gigi, dan obat-obatan.

“Bantuan ini merupakan wujud kepedulian Pertamina terhadap masyarakat yang sedang menghadapi situasi sulit. Kami bergerak cepat untuk memastikan kebutuhan dasar warga dapat terpenuhi. Setiap misi kemanusiaan selalu mengingatkan kami bahwa peran Pertamina tidak berhenti pada operasi energi. Kami adalah bagian dari masyarakat. Ketika mereka membutuhkan, kami hadir,” ujar Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Hermansyah Y Nasroen dalam keterangan tertulis yang diterima waspada.id, Selasa (9/12).

FIELD Manager PEP Rantau Field Tomi Wahyu Alimsyah berkoordinasi terkait penanganan para pengungsi di Aceh Tamiang. Waspada.id/Ist

Koordinasi intensif dengan BPBD Aceh Tamiang dilakukan sebelum tim relawan bergerak dari kota Medan. Setiap detail, mulai dari rute aman, titik serah terima, hingga mekanisme distribusi, diatur untuk memastikan bantuan tiba tanpa hambatan. Di sisi lain, Tim Relations dari Pertamina EP Rantau Field telah lebih dulu berada di posko untuk menyambut kedatangan truk serta memastikan proses penyaluran berjalan lancar.

Field Manager Pertamina EP Rantau Field Tomi Wahyu Alimsyah menceritakan bagaimana buruknya kondisi di wilayah Aceh Tamiang saat puncak banjir. “Di beberapa titik ketinggian air mencapai 3 meter, akses jalan terputus, jaringan komunikasi dan listrik juga down. Kami di lapangan mengalami blackout full selama 3 hari. Namun, kini keadaan semakin membaik,” tuturnya.

Bahu membahu dengan warga sekitar, para relawan Pertamina membersihkan jalanan dari lumpur dan rumah-rumah yang hanyut di jalanan umum. Selain itu, para relawan melakukan layanan trauma healing kepada anak- anak yang berada di posko pengungsian dengan mengajak mereka bermain.

Perjalanan ini bukan sekadar kewajiban institusi. Bagi para relawan, setiap misi selalu menyimpan cerita sendiri tentang menyapa warga yang kehilangan rumah, menenangkan para orang tua yang mengungsi bersama anak-anak mereka, atau sekadar memberikan kehangatan lewat hidangan sederhana.

Pertamina melalui Subholding Upstream akan terus menjalankan perannya sebagai perusahaan energi nasional yang tidak hanya fokus pada keberlanjutan operasi, tetapi juga pada ketangguhan sosial masyarakat, terutama di daerah yang berada di sekitar wilayah kerja perusahaan.

Sementara itu, di tengah duka masyarakat Sumatera akibat banjir bandang dan longsor, doa-doa tulus para anak yatim mengalir dari kantor Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa di Jakarta, Jumat (5/12). Kegiatan ini menjadi ungkapan empati dan solidaritas, sekaligus dorongan moral bagi para penyintas yang tengah memulai kembali hidup mereka.

Rangkaian doa dipanjatkan dengan khidmat oleh anak-anak dari Yayasan Al Kahfi, Yayasan Lentera Insani Indonesia, Yayasan Yasman50, Yayasan Felicia Angel Kids, dan Yayasan Abigail, yang hadir membawa seulas harapan.

Para anak yatim dengan hati yang bersih dan suara yang tulus, memberikan energi spiritual yang jauh melampaui materi. Dalam lantunan doa yang mengalir pelan, tersimpan harapan agar keluarga yang kehilangan rumah kembali memiliki tempat tinggal, agar mereka yang kehilangan orang terkasih menemukan kembali kekuatan, dan agar tidak ada jiwa yang merasa sendirian menghadapi masa depan.

Manager Communication, Relations & CID Regional Jawa, Pinto Budi Bowo Laksono, menegaskan, bahwa kegiatan ini lahir dari kesadaran bahwa bencana bukan hanya menyisakan kerusakan fisik, tetapi juga meninggalkan luka batin yang tak kalah berat.

“Bencana ini bukan hanya merusak rumah dan fasilitas publik, tetapi juga mengoyak batin dan rasa aman masyarakat. Kegiatan doa bersama di hari Jumat pagi ini adalah cara kami memeluk mereka dari jauh. Kami ingin mereka merasakan kepedulian orang-orang yang mengirimkan harapan dan kekuatan untuk bangkit, serta memohon keberkahan kepada Allah SWT,” ujarnya.(id24)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE