BATANG NATAL (Waspada.id): Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) menggunakan alat berat di Desa Rantobi, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, terus berjalan sampai akhir Desember 2025, meskipun berada di depan mata Polsek. Warga menyangka ada pihak yang memihak pengusaha ilegal dan sudah tidak percaya pada aparat setempat.
“Keras, praktek aktivitas tambang emas ilegal di wilayah Desa Rantobi terus beroperasi. Tak satupun aparat kepolisian setempat yang bisa hentikan alat beratnya, bahkan Polsek Batang Natal saja didepan matanya,” ujar Nasution, warga yang melihat langsung aktivitas tersebut, Kamis (25/12) kepada wartawan.
Warga menyatakan, pengusaha tambang ilegal itu tidak takut, bahkan di masa bencana pun tetap beroperasi. “Mungkin ada yang beking, sehingga bebas beroperasi,” kata salah satu warga.
Nasution juga menambahkan, sosialisasi pengehentian tambang dari Polsek hanya sekadar foto laporan tanpa tindakan nyata. “Warga disini sudah paham dan sudah tidak percaya lagi pada Polsek Batang Natal. Saya berharap TNI yang bertindak seperti di wilayah lain, kalau tidak, ya tak ada lagi harapan,” harapnya.
Ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, baik Kepala Desa Rantobi, Kapolsek, maupun Camat Batang Natal sudah membaca pesan, namun belum memberikan jawaban.
Pantauan wartawan menunjukkan, aktivitas PETI di daerah sungai Batang Natal menyebabkan sejumlah ruas jalan terancam amblas. Hal ini disebabkan aliran air sungai berpindah akibat pengerukan sedimen pasir yang mengandung emas.(id100)
