PADANG LAWAS (Waspada): “Teruslah benahi diri perbanyak amal baik untuk mendekatkan diri pada Ilahi, karena dalam kehidupan ini kita akan terus diuji”.
Demikian sekelumit pesan pimpinan Pondok Pesantren Ja’fariyah Hutaibus, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas (Palas), H. Fauzan Hamidi Hasibuan, S.T.H.I, M.Si, Senin (26/5) saat penamatan santri tahun pelajaran 2024-2025.
Dikatakan, bahwa beberapa tahun lalu telah menitipkan anaknya di pesantren ini, pihaknya sadar bahwa Pesantren Ja’fariyah berdiri 12 tahun yang lalu ini, masih remaja dalam usia. “Tetapi menurut kami cukup dewasa dalam bertindak, hari ini kembali melahirkan alumni,” ujarnya.
Penamatan kali ini termasuk tingkat Mts, sebanyak 117 orang, MA, 30 orang, sedang SMK sebanyak 32 orang. Dan yang alumni tingkat Aliyah dan alumni SMK merupakan ujian bagi keluarga besar pesantren Ja’fariyah untuk menjawab tantangan zaman.
Sebab kata Fauzan Hamidi, seorang dokter diuji dengan kesembuhan pasiennya, seorang siswa diuji dengan pelajarannya, seorang guru diuji dengan kelulusan siswanya, sebuah lembaga pendidikan diuji dengan keberhasilan alumninya dan seorang pemimpin diuji dengan kepemimpinannya.
Segala upaya dan sekelumit ilmu yang ada telah diberikan, andaikan ilmu itu dilangit akan terbang untuk dijemput, andaikan di gunung akan didaki, andai berada di dasar lautan akan menyelam agar bisa disuguhkan kepada anak-anak santri.
“Meskipun hanya sedikit ilmu yang didapatkan, maka amalkanlah agar Allah menambahkan. Dan hari ini ananda telah mendapatkan ijazah lisan maupun tulisan. Jangan berbangga diri, ingat betapa banyak orang yang punya ijazah tapi tidak bernilai apa-apa di tengah masyarakat,” paparnya.
“Begitu sebaliknya betapa banyak mereka yang tidak punya ijazah tetapi cukup berhasil dan dihargai. Itulah sebabnya adab lebih tinggi daripada ilmu. Karena itu seimbangkan antara zikir dengan fikir, antara ilmu dan amal, agar menjadi ulul albab,” tambahnya.
Karena itu para alumni ingat pesan ustadz, perbaikilah hubunganmu dengan Allah, yakni menjaga salat dalam kondisi apapun. Dan perbaiki hubungan dengan sesama, yakni orangtua yang selalu menyayangimu dan guru yang mengajarimu doakan mereka jika mereka sudah tiada serta jaga sikap sebagai seorang santri.
“Tantangan dan rintangan yang kita hadapi bukanlah rambu-rambu sebagai tanda untuk berhenti, tetapi justru menjadi cambuk untuk berlari.
Pujian bukan membuat kita melambung tinggi, caci maki bukan membuat kita rendah diri. Jadi guru bukanlah pelarian belaka, tetapi itu adalah tugas mulia dan amal jariyah sebagai bekal kita,” kata H. Fauzan.
Turut dalam acara penamatan santri Ponpes Ja’fariyah Hutaibus itu, Ketua MUI Padang Lawas, Dr (C) H. Ismail Nasution, Lc, MTH, Kapolres Padang Lawas, AKBP Dodik Yulianto, SIK yang diwakili Kasat Binmas, AKP G. Harahap, Ketua Baznas, H. Paraduan Tanjung, Ketua PC NU, H.Safaruddin Hasibuan, MA, Ketua FKDT, H. Tongku Nawawi Daulay, Ketua Ikadi, M.Yusuf Pasaribu. (a30)













