Scroll Untuk Membaca

Sumut

Rahmad Tak Punya Anus, Butuh Uluran Tangan Dermawan Dan Pemkab Mandailing Natal

Rahmad Tak Punya Anus, Butuh Uluran Tangan Dermawan Dan Pemkab Mandailing Natal
Kecil Besar
14px

SIABU (Waspada.id): “Kasihan sekali melihat keluarga ini,” kalimat ini terucap dari hati saat melihat kondisi Siti Aminah, 36, warga Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal. Anak keempatnya, Rahmad, 7, terlahir dengan kondisi tubuh yang memprihatinkan, tanpa memiliki anus sejak lahir.

Kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan membuat impian Rahmad untuk mendapatkan pengobatan yang layak terasa semakin jauh. “Jangankan untuk biaya berobat, untuk biaya hidup sehari-hari saja kami sudah sangat kesulitan,” ungkap Siti Aminah saat ditemui di rumahnya yang sederhana di Desa Hutapuli, Kamis (09/10).

Siti Aminah, seorang ibu rumah tangga dengan lima orang anak, hanya bisa pasrah dengan keadaan ekonomi dan kondisi kesehatan putra keempatnya. Mereka tinggal di gubuk bambu berukuran 3×3 meter yang menjadi saksi bisu perjuangan hidup mereka.

Pada tahun 2018, Siti Aminah dan suami sempat membawa Rahmad ke salah satu rumah sakit di Medan untuk menjalani operasi. Namun, karena keterbatasan biaya, operasi lanjutan terpaksa dihentikan. Suyana, 40, suami Siti Aminah hanya bekerja sebagai buruh tani serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu.

“Biaya hidup di Medan selama berobat sangat besar, Pak. Kami tidak sanggup lagi, makanya pengobatan Rahmad terpaksa dihentikan,” ujarnya dengan nada sedih.

Sambil menahan air mata, Siti Aminah bercerita bahwa suaminya hanya mengandalkan upah dari mengerjakan kebun atau sawah milik warga. Penghasilan yang didapat pun tidak seberapa, hanya berkisar antara Rp50.000 hingga Rp100.000.

“Dari upah itulah kami berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari anak-anak,” tuturnya.

Siti Aminah juga mengungkapkan bahwa sejak tiga tahun terakhir, ia tidak lagi menerima bantuan sosial dari pemerintah. “Dulu sempat dapat bantuan, tapi sudah tiga tahun ini tidak ada lagi. Tidak tahu apa penyebabnya,” ucapnya dengan polos.

Keterbatasan ekonomi juga berdampak pada pendidikan Rahmad. Di usianya yang sudah menginjak tujuh tahun, Rahmad belum bisa mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). “Karena kondisi fisik dan kesehatannya, Rahmad belum bisa sekolah,” jelasnya.

Kini, Rahmad hanya bisa menahan sakit dan pasrah dengan kondisinya. Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, ia sangat mengharapkan uluran tangan para donatur dan bantuan dari pemerintah.

“Saya berharap Rahmad bisa dioperasi kembali dan memiliki anus seperti anak-anak lainnya. Saya juga ingin Rahmad bisa sekolah dan meraih cita-citanya,” harap Siti Aminah dengan berlinang air mata.

Dari pantauan wartawan, luka bekas operasi pertama Rahmad hanya dibalut dengan kain biasa. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian segera. (id.100)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE