LUBUKPAKAM (Waspada.Id): Ratusan pengendara roda dua dan roda empat padati SPBU 14.205.164 Jalan Medan-Lubukpakam, Senin (1/12/25) siang.
Akibatnya, terjadi antrian cukup panjang di sepanjang jalan depan SPBU tersebut. Bahkan, antrian itu mengular sampai depan terminal Lubukpakam. Sehingga jalan pun menjadi macet. Terlebih lagi, SPBU 14.205.164 tersebut berada disisi kiri Jalan Raya Medan-Lubukpakam, sehingg warga mau mengisi BBM bukan saja warga Lubukpakam. Pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan Deliserdang juga harus turun tangan guna mengatur lalu lintas.
Menurut Anto, salah seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi SPBU, antrian panjang tersebut terjadi sejak pukul 09.00 WIB.
“Sejak tadi pagi bang antrian warga untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) sudah panjang. Antrian bukan saja dilokasi SPBU, tapi sampai ke jalan raya,”kata Anto kepada Waspada.Id.

Hendra, salah seorang pengendara sepeda motor yang ikut antri mengaku sudah hampir 20 menit belum juga bisa mengisi pertalet. Pasalnya, antrian cukup panjang.
“Lama juga aku ngantri bang, kalau gak antri nanti gak dapat minyak. Soalnya minyak kereta (motor) ku tinggal dikit lagi,” papar Hendra, seraya meminta pemerintah dan pertamina memenuhi pasokan di SPBU.
Menurut warga Jalan Bakaran Batu Lubukpakam ini, ia dan warga lainnya terpaksa antri karena pasokan BBM di disejumlah SPBU sempat kosong. Sementara pihak pertamina belum ada memberi penjelasan secara pasti kapan pasokan BBM tersebut kembali normal.
“Tadi malam saja kami mencari minyak ke sejumlah SPBU yang ada di Lubukpakam, tapi gak ada. Malah di daerah Perbaungan (Kabupaten Serdang Bedagai) yang ada, namun karena jauh kami gak ke Perbaungan. Itulah yang membuat kami resah,” ungkapnya.
Selain di SPBU dekat terminal Lubukpakam, antrian panjang juga terjadi di SPBU depan Lapangan Segitiga Lubukpakam.
Sementara SPBU Sidodadi Kecamatan Beringin terlihat tutup dimana plang bertuliskan bio solar, pertamax dan pertalet habis. Kondisi ini sudah terlihat sejak kemarin. Warga Kecamatan Beringin juga menyesalkan kenapa di SPBU yang terbesar didaerahnya bisa kehabisan stok BBM.
“Katanya, kemarin sore BBM mau masuk, tapi kami tunggu hingga sore ini kok gak ada juga. Padahal, banyak kereta warga yang sudah kehabisan minyak. Sedangkan dikios eceran yang sempat menjual partalet dengan harga satu botol Aqua besar Rp 30 ribu juga sudah gak ada lagi. Padahal harga minyak satu botol Aqua itu cukup mahal. Biasanya cuma 20 ribu. Makanya mau kerja juga terhambat,” tutur Yogi, warga Desa Sidodadi Kecamatan Beringin dengan nada kesal.
Hingga berita ini ditutunkan, pihak SPBU belum ada yang bisa ditemui. (Id 28)












