PALAS (Waspada) : Ratusan ternak mati mendadak di Desa Ujung Batu I Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padanglawas (Palas) sejak beberapa minggu belakangan, diduga kuat akibat terserang virus Septicaemia Epizootica (SE).

Menurut Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Hutaraja Tinggi, Jumat (6/1) kejadian yang paling parah terjadi baru-baru ini di Desa Ujung Batu 1, sampai sekarang diperkirakan sudah ratusan ternak yang mati mendadak, baik sapi maupun kerbau.
Kata Selamet, menurut keterangan beberapa peternak bahwa ternak awalnya mengeluarkan air liur berbusa dari hidung, lalu ngorok beberpa jam kemudian ternak mati.
Tetapi ada juga ternak yang tidak terlihat ada gejala, tiba-tiba lemas, dan beberapa jam kemudian langsung mati. Sekalipun sudah dilakukan pengobatan sesuai pengalaman peternak namun sampai saat ini belum bisa teratasi.
Menurut Hasan Basri, Kepala Desa Ujung Batu I, bahwa Desa Ujung Batu I salah satu pemasok ternak sapi di Padanglawas.

Karena ternak sapi masyarakat Desa Ujung Batu I diperkirakan mencapai 3.000 ekor, dan sekarang lebih 100 sudah mati terserang penyakit ngorok.
Bahkan dari 100 ekor lebih ternak warga yang mati itu telah menimbulkan kerugian Rp1 miliar lebih. Karena itu kita harap agar dinas terkait segera turun membantu peternak mengatasi permasalahan yang dialami peternak di Desa Ujung Batu I Kecamatan Hutaraja Tinggi, ucapnya.
Sementara menurut Kepala.Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Padanglawas, Agus Salim Hasibuan, S.Pt saat dihubungi waspada mengatakan sudah mengetahui kejadian yang menimpa peternak di desa tersebut.
Bahkan sudah berkoordinasi dengan kepala desa, dan dokter hewan akan segera ke sana. Agus menambahkan bahwa memang wabah yang menyerang ternak ini sudah menyebar hampir semua wilayah termasuk Provinsi Riau dan kabupaten tetangga, Padanglawas Utara (Paluta).

Malah sampel juga sudah diperiksa tim provinsi, dan diduga penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE). Sedang jumlah kematian ternak sampai saat ini belum dapat dipastikan.
Namun dalam penanganan, ternak yang sakit akan dilakukan pengobatan antibiotik. Tetapi harus lebih ekstra diperhatikan peternak dalam penanganan saat sakit. Termasuk harus disiapkan makan minum yang baik bukan dibiarkan begitu saja, katanya. (a30/C)













