TAPUT (Waspada.id): Ribuan buruh harian lepas (BHL) dari lima sektor PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) menggelar aksi damai di DPRD Tapanuli Utara, Rabu (29/10/2025), menuntut Ephorus HKBP Victor Tinambunan mengklarifikasi pernyataannya terkait seruan penutupan TPL.
Aksi ini diikuti oleh buruh dari Sektor Aek Nauli, Habinsaran, Tele, Aek Raja, dan TAS (Sidempuan) yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bersatu Sumatera Utara. Mereka merasa dirugikan oleh pernyataan Ephorus HKBP yang dinilai dapat mengancam keberlangsungan pekerjaan mereka.
Ribuan pekerja TPL ini merasa dirugikan atas keterlibatan langsung Ephorus HKBP dalam menyerukan gerakan tutup TPL. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk menggelar aksi damai yang awalnya direncanakan digelar di Seminarium Sipoholon yang bertepatan dengan terlaksananya rapat pendeta HKBP. Namun atas permintaan Bupati Tapanuli Utara dan Kapolres Tapanuli Utara, aksi damai ini berhasil dialihkan ke Kantor DPRD Taput dan disambut langsung Bupati Taput, Jonius Taripar Hutabarat, Kapolres, AKBP Ernis Sitinjak, S.H., S.I.K dan Dandim 0210/TU Letkol Kav Ronald Tampubolon, SH, M.Han dan dua pendeta utusan Ephorus HKBP.
Dialog berlangsung cukup lama, ribuan massa dengan sabar bertahan di bawah terik matahari sembari orasi menyerukan tuntutan ganti Ephorus HKBP, pecat Pdt Jurito Sirait dan meminta Ephorus kembali kepada tupoksinya sebagai pemimpin gereja.
Berikut 8 tuntutan massa dalam aksi damai ini;
- Menyerukan agar HKBP dikembalikan fungsinya sebagai gereja yang melayani bukan dilayani dan dijauhkan dari segala bentuk penyimpangan kekuasaan.
- Gereja harus menjadi ruang kebenaran, keadilan dan kasih, bukan arena politik internal atau kepentingan pribadi.
- Hentikan penghakiman terhadap pendeta yang tidak sejalan karena setiap pendeta dalam HKBP memiliki hak Teologis dan kebebasan pastoral selama tetap dalam koridor ajaran HKBP.
- Jangan menganggap HKBP sebagai kepemilikan pribadi maupun golongan.
- Ephorus adalah amanah yang bersifat temporer dan harus diperganggungjawabkan kepada jemaat dan Tuhan.
- Memohon kepada pemerintah daerah dan pusat agar menyelesaikan konflik yang saat ini terjadi di lapisan masyarakat.
- Memohon kepada Ephorus menghentikan politik adu dombanya kepada masyarakat.
- Keberadaan perusahaan dan investor sangat berguna untuk menambah dan memperbaiki perekonomian masyarakat Toba.
Salah satu orasi yang menarik perhatian, ketika salah seorang ibu BHL mengatakan, bahwa TPL selama ini telah berkontribusi besar terhadap masyarakat banyak. Salah satunya dapat menerima tenaga kerja tanpa mengenal pendidikan. Dia mengaku, meski tak punya ijazah dan hanya berbekal tenaga sebagai buruh harian lepas di bagian penanaman, dia telah berhasil menyekolahkan anak-anaknya menjadi sarjana.

Maju Butar Butar selaku perwakilan kontraktor mitra TPL sekaligus juru bicara aksi damai pro TPL ini menyayangkan pernyataan Ephorus HKBP yang dinilainya menjadi pemicu kericuhan di masyarakat.
“Kami meminta Ephorus diturunkan, tapi kalau pun tidak bisa diturunkan minimal dia buat klarifikasi. Selama ini dia sudah membuat pernyataan berisi hasutan di media sosial. Jadi kami tidak setuju kalau TPL dituduh merampas, apa yang dirampas? Kita kan semua ada aturan main. Seolah-olah Ephorus ini membuat opini biar ricuh,” ujarnya.
“Ephorus HKBP sudah dirasuki oleh LSM KSPPM dan AMAN. Saya ngak tau, terlalu banyak kepentingan dia, terakhir TPL dikorbankan,” imbuhnya.
Terkait pergantian lokasi aksi, Maju mengaku sebelumnya telah ada permintaan dari Bupati Taput dan Kapolres Taput agar aksi dipindahkan ke DPRD Taput sehingga Rapat Pendeta HKBP dapat berjalan dengan lancar di Seminarium HKBP. Pihaknya pun dengan legowo menuruti permintaan tersebut.
“Tadinya saya mau orasi di Seminarium Sipoholon. Ini massa kurang lebih 3.000 orang dan Pak Kapolres pasti telah memprediksi apa yang akan terjadi jika kami ke sana, maka kami pun mengikuti permintaan pak Kapolres. Tolong, kami hanya meminta Ephorus klarifikasi dan jika tidak dilakukan, kami akan gelar aksi yang lebih besar lagi” tutur Maju.
Bupati Tapanuli Utara, Jonius Taripar Hutabarat usai dialog menyatakan pihaknya menerima perwakilan masyarakat yang merupakan pekerja PT TPL.
“Kami melakukan pertemuan dengan masyarakat pekerja TPL, mereka menyerahkan pernyataan sekaligus tuntutan, dan ada 8 tuntutan mereka di sini. Dan ini akan kami sampaikan kepada Ompung Ephorus, dan pasti akan kami sampaikan. Karena Beliau (Ephorus) sedang rapat, ada dua utusan pendeta yang datang dan dari Biro Hukum juga,” ujar Bupati.
“Jadi kami berterima kasih kepada masyarakat yang menuntut haknya karena mereka mau memberikan kesempatan dan mereka mau aksi di sini. Dan apa yang disuarakan, itu yang akan perlu kami teruskan nanti kepada Ephorus,” paparnya sembari membacakan kedelapan tuntutan massa tersebut.
Ketika ditanyakan tanggapannya sebagai Bupati Tapanuli Utara atas aksi unjuk rasa ini, dengan tegas dia menyatakan berada di tengah-tengah kedua belah pihak antara yang pro dan kontra.
“Kita menilai ini kan masyarakat dan ada masyarakat yang pro dan kontra, saya posisinya di tengah-tengah, karena bagaimana pun itu masyarakat saya. Tapi kalau ada kebijakan dari pemerintah pusat, karena kita adalah pemerintah ya kita akan menjalankan apa yang menjadi amanah pemerintah pusat,” pungkas Bupati Taput.
Usia berdialog, massa pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (id52)













