SERGAI (Waspada.id): Cuaca ekstrem disertai ombak tinggi membuat ribuan nelayan di pesisir Serdangbedagai (Sergai) urung untuk melaut. Dampaknya tempat pelelangan ikan sepi.
Sinas, 35, nelayan Desa Bagan Kuala, Kec. Tanjungberingin, Sergai mengaku sudah lima hari tidak melaut, untuk bertahan hidup ia mengandalkan penghasilan dari istri yang mencari kepah di bibir pantai.
“Cuaca sangat ekstrem, rata-rata nelayan di Sergai ini tidak berani melaut, mengingat sampan kami berukuran kecil,” ucapnya kepada Waspada.id Jumat (24/10/2025).
Nelayan di bibir pantai di Sergai dikatakan Sinas mencapai ribuan. Nelayan tradisional jaring gurita menggunakan kapal kecil, jika ombak besar maka kapal dengan mudah terbalik.
“Sudah ada korban jiwa yang memaksakan diri untuk melaut, jadi saya lebih baik menunggu cuaca normal, untuk bertahan hidup masih bisa mengandalkan penghasilan istri dari mencari kepah,” ucap Sinas.
Dampak tidak melautnya nelayan, membuat pasar ikan di pelelangan sepi. Ini dibenarkan pengepul ikan yakni Amin.
“Hampir lima hari ini tempat pelelangan ikan sepi, ini disebabkan nelayan tidak ada yang melaut karena angin sangat kencang, biasanya kembali setelah dua pekan mendatang,” papar Amin.
Kalak BPBD Sergai Abdurrahman Purba kepada Waspada.id melalui layanan WhatsApp Sabtu (25/10/2025) mengatakan, cuaca di perairan laut Sergai sedang tidak bersahabat. Ditambah air pasang serta ombak besar sangat berdampak kepada nelayan untuk melaut.
Abdurrahman Purba juga mengimbau kepada nelayan untuk tidak melaut mengingat sudah ada korban jiwa nelayan yang tewas akibat cuaca buruk ini.(id31/bs)













