LANGKAT (Waspada.id): Para petani di Kec. Binjai, Kab. Langkat, mengeluh karena ribuan hektare areal persawahan kekurangan pasokan air dalam beberapa tahun terakhir.
Menanggapi keluhan petani, pimpinan DPRD Sumut, Ricky Anthony, memohon kepada Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) untuk segera mengatasi permasalahan ini demi mendukung program ketahanan pangan.
“Kita mendengar laporan dari masyarkat bahwa di Kecamatan Binjai ada kendala pengairan di sawah petani karena sudah beberapa tahun terakhir ini PGKM tak lagi mengairi ribuan areal areal pertanian,” kata Ricky Anthony, Senin (8/9).
Ia mengatakan, petani di daerah ini sangat bergantung pada pasokan air. Sawah tadah hujan di beberapa desa di sana, membutuhkan air yang cukup untuk menopang produktivitas hasil pertanian.
“Saat ini petani sudah mengeluh. Sawah mereka minim pasokan air. Sebagian dari mereka membuat sumur bor dan membeli pompa air sendiri. Miris kita melihatnya,” ujar Wakil Ketua DPRD Sumut tersebut.
Ia berharap, PGKM hadir untuk membantu mengatasi masalah ini mengingat sebelumnya, hamparan lumbung padi di sana mengandalkan suplai air dari korporasi tersebut selama bertahun-tahun.
Bersama timnya, Ricky, menyambangi anak perusahaan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) tersebut. Ia meminta, agar pabrik penghasil gula itu bisa kembali lagi membantu mengairi areal sawah masyarakat.
Dalam pertemuan itu, pihak manajemen PGKM menerangkan kalau pipa untuk mengaliri air ke areal persawahan telah raib dicuri. Selain itu, mereka juga terkendala dengan Permen LHK Nomor 5 Tahun 2021, di mana, ada regulasi yang membatasi pemanfaatan air dari aktivitas produksi.
“Pihak pabrik mengaku terkendala dengan regulasi tersebut. Selain itu, ada pipa untuk mengaliri air yang hilang dicuri. Hal ini harus dicari solusinya agar areal persawahan bisa mendapatkan pasokan air yang cukup,” ujar Ricky.
Dalam waktu dekat, Ricky akan mengundang pihak terkait untuk membahas persoalan tersebut. Baik PGKM, Dinas Pertanian, Dinas LHK Tingkat I dan II, Camat, Kepala Desa dan kolompok tani akan dilibatkan untuk mencari solusinya.
Petani di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, sangat berharap agar pengairan segera diaktifkan kembali, sebab sudah lima tahun terakhir ini meraka tidak lagi mendapatkan dukungan pengairan dari PGKM.
“Sudah 5 tahun terakhir ini bantuan pasokan air tidak lagi mengaliri areal persawahan kami. Kami terpaksa menggunakan sumur bor dan pompa air yang kami beli sendiri untuk ngairi sawah,” kekuh Wagimin, salah seorang petani.
Petani berharap, agar pengairan dari PGKM bisa segera diaktifkan kembali. Semestinya, pihak terkait juga tanggap dalam menyikapi hal ini, karena mayoritas warga di daerah ini mata pencahariannya bersumber dari hasil pertanian.(id24)