TEBINGTINGGI (Waspada.id): Pakar telematika yang juga mantan Menpora Roy Suryo berjanji akan menerbitkan buku tentang ijazah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Janji itu disampaikan di hadapan peserta bedah buku “Jokowi’s White Paper” yang acaranya berlangsung di ruang Istanbul, Madani Hotel Medan, Jumat pekan lalu.
Menurut Suryo, persoalan ijazah Wakil Presiden jauh lebih parah dibanding orang tuanya. “Persoalan Gibran lebih parah,” ujar Suryo di hadapan sekira 100 an peserta dan berjanji segera menerbitkan bukunya.
Sesi pembicaraannya, Roy Suryo membeberkan proses operasional pembuktian palsunya ijazah mantan presiden Jokowi melalui pendekatan telematika.
Berdasarkan pembuktian itu Mantan Menpora era SBY ini yakin 99,8% ijazah sarjana kehutanan UGM milik Jokowi palsu.

Sedang penulis ketiga Tifauzziah membongkar perilaku Jokowi berdasarkan pendekatan teori neuropolitika.
Operasionalnya membongkar pikiran objek penelitian berdasarkan syaraf di kepala dan perkataannya. Tifa menyatakan perkataan Jokowi tentang ijazahnya tidak sesuai dengan kaidah teori ini.
Beberapa pembedah buku melihat buku ini jadi bukti tentang kemampuan ilmu pengetahuan dalam pembuktian sebuah kejahatan.
Kasus ini juga jadi bagian penting perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih operasional dalam kehidupan nyata. Salah satunya, adalah definisi kata bohong dalam etika Islam.
Secara definitif, kebohongan bisa dibuktikan melalui ketidaksesuai antara ucapan dengan teori. Di sinilah letak istimewanya buku yang ditulis ketiga sosok dengan singkatan RRT. (Lik)