Scroll Untuk Membaca

HeadlinesSumut

Sampah Membuat Wajah Eks ‘Kota Minyak’ P. Brandan Terlihat Kumuh

Sampah Membuat Wajah Eks ‘Kota Minyak’ P. Brandan Terlihat Kumuh
SAMPAH menumpuk di Jalan Wahidin, depan eks Depot Minyak Pertamina RU II P. Brandan. Waspada/Asrirrais
Kecil Besar
14px

P. BRANDAN (Waspada): Wajah eks ‘kota minyak’ P. Brandan tampak kumuh karena warga seenaknya membuang sampah di lokasi yang bukan pada tempatnya.

Pantauan Waspada, Minggu (17/11) sore, sampah menumpuk di pinggiran Jalan Wahidin, Kec. Babalan, persisnya di depan lokasi eks kantor Depot Minyak PT Pertamina RU II Area P. Brandan.

Tumpukan berbagai macam jenis sampah ini sangat mengusik pandangan mata, apalagi produk limbah dari barang dagangan dan limbah rumah tangga ini mengeluarkan aroma busuk yang cukup menyengat hidung.

Tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga sanitasi lingkungan tampaknya masih rendah. Tak sepatutnya sampah dibuang di pinggiran jalan unum, apalagi lokasinya persis di depan area perkantoran dan rumah ibadah.

Pemandangan serupa juga terlihat di Jalan Taman Bunga. Sampah dari para pedagang pasar tradisional menumpuk di pinggiran jalan. Sampah ini sepertinya sudah menjadi pemandangan yang lazim di daerah ini.

Sementara itu, jika melintas di Jalan Babalan, aroma busuk terasa cukup menyengat. Aroma tak sedap ini bersumber dari para pedagang ikan dan hasil laut yang menggelar barang dagangannya sampai ke ruas jalan.

Pasar rakyat yang baru dibangun pemerintah dengan menyedot anggaran mencapai Rp6 miliar tampaknya tidak menarik minat bagi sebagian besar pedagang untuk menggelar dagangannya di tempat resmi.

Kawasan Jalan Babalan ini setiap hari selalu dipadati pedagang hasil laut. Mereka tidak hanya menggelar dagangannya di pinggiran jalan, tapi sudah merambah hingga ke badan jalan, bahkan sampau di atas badan jembatan.

Keberadaan para perdagangan ini membuat lalulintas terganggu. Tak hanya kendaraan roda empat (mobil), sepeda motor saja susah melintas karena jalan dipadati pedagang dan masyarakat yang berbelanja.

Lingkungan yang kumuh akibat pembuangan sampah secara sembarangan juga terdapat di aliran parit (kanal). Kanal yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda ini terlihat kumuh bak seperti ‘tong sampah raksasa’.

Air laut yang mengalir di kanal sudah tidak lagi jernih, melainkan berwarna hitam seperti air comberan akibat terkontaminasi sampah. Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dan tidak sehat ini sudah berlangsung puluhan tahun.

Untuk menciptakan lingkungan yang bersih, warga meminta kepada para pihak terkait, terutama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Langkat untuk memperhatikan problematik lingkungan yang sudah sangat kronis ini. (a10)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE