KISARAN (Waspada): Warga Desa Bagan Asahan, Kec Tanjungbalai, Kab Asahan melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Bupati Asahan, Kamis (27/10), terkait dugaan kecurangan Pilkades, karena ada selisih satu suara, dan hal itu dinilai kesalahan panitia merupakan kesalahan Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KKPS), sehingga meminta pemilihan itu dibatalkan.
Koordinator aksi Ramadani, menuturkan pada 7 September lalu, dilakukan Pilkades serentak di Kab Asahan, di Desa Bagan Asahan, ada lima calon. Namun saat perhitungan ada ketidaksesuaian dalam hitungan hasil suara untuk Calon No 3 Syahril Akmal Hasibuan (Incumbent) dengan selisih 2 suara. KKPS memutuskan untuk mencoblos 2 suara dari kertas suara cadangan yang diperuntukkan suara No 3. Akibatnya masalah semakin keruh setelah dihitung semua jumlah suara di 11 TPS , karena Calon No 3 yang mendapat tambahan dua suara menang dengan perolehan sebanyak 1.623 suara, sedangkan rivalnya No urut 1 Ruslan memperoleh 1.622 suara.
“Ini merupakan kesalahan KKPS karena untuk calon No urut 3 ada penambahan 2 suara akhirnya membuat menang. Banyak yang menyaksikan kecurangan itu dan ketua KPPS juga mengakui dia ada melakukan pencoblosan,” jelas Ramadani.
Menurut Ramadani, masalah ini sudah sampai ke dalam tahap sidang sengketa hasil Pilkades di Dinas Pemberdayaan Desa (PMD), warga meminta hasil Pilkades Bagan Asahan dibatalkan, karena ini ada kecurangan dan pembodohan, bila tidak ada penambahan suara dari kertas suara cadangan tentunya No urut 1 pemenangnya.
“Kami berharap Bupati Asahan bisa turun tangan dalam masalah ini karena adanya dugaan kecurangan dilakukan oleh panitia KPPS. Kami jangan dizalimi dan dibodoh bodohi, batalkan saja Pilkades Bagan Asahan,” jelas Ramadani.
Sedangkan Kadis PMD saat menemui perwakilan pendemo, menuturkan bahwa persoalan ini telah ditangani oleh tim Sengketa Pilkades, dan seluruh tahapan sidang telah dilakukan.
“Tim sengketa telah menjalankan tugasnya, dengan memanggil saksi dan memeriksa hasil Pilkades Bagan Asahan, namun untuk hasilnya belum kami terima,” jelas Suherman. (a02/a19/a20)