KAMI doakan, semoga Pak Bupati senantiasa sehat wal afiat, selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin yaa Allah.
Surat terbuka ini, kami tujukan langsung kepada Bupati Mandailing Natal HM Jafar Sukhairi Nasution dari Singkuang 1, Kec. Muara Batang Gadis, Kab. Mandailing Natal.
Terus terang, kami berharap banyak kepada Pak Bupati, agar kenestapaan ini bisa segera diakhiri.
Niat ini semata-mata untuk kepentingan yang lebih besar, dengan orientasi kepada masyarakat luas.
Pak Bupati, kami tahu persis harus menyelesaikan berbagai persoalan di Madina, mengurus aneka masalah berkaitan dengan masyarakat di Mandailing Natal dan sebagainya.
Tak etis rasanya, menurut kami, jika Pak Bupati terus-terusan tercurah memikirkan persoalan dihadapi masyarakat Singkuang 1.
Kami juga tahu, Pak Bupati, Ibu Wabup dan sejumlah pimpinan OPD memberi atensi tinggi menyelesaikan persoalan Singkuang 1, termasuk berhari-hari menyelesaikan persoalan Singkuang 1 di Medan.
Insya Allah, persoalan ini dapat diselesaikan dengan niat mulia untuk kemaslahatan, dengan cara para pihak saling membuka diri lebih lebar. Ya, tujuannya untuk kemaslahatan orang banyak, Pak Bupati.
Kami sampaikan kepada Pak Bupati, di Singkuang 1 ada 381 KK peserta plasma, yang hanya memiliki mata pencaharian sebagai BHL (buruh harian lepas) dan nelayan.
Kami sudah diskusi, jika persoalan ini selesai, masyarakat menggantungkan harapan kepada kebun plasma yang nanti akan dibangun.
Pak Bupati Yth. Menurut kami, perlu dibicarakan ulang, dengan format pembicaraan menyelesaikan persoalan ini antara ‘bapak’ dengan ‘anak’, dengan hati yang lebih terbuka.
Sedangkan Pak Bupati, sebagai ‘bapak’ masyarakat Madina, menurut kami, Pak Bupati sangat reaktif mengurus ‘anak-anaknya’ tertimpa musibah dan berbagai penyakit.
‘Bapak’ mengurusi ‘anak-anaknya’, turun langsung ke berbagai pelosok. Wajah Pak Bupati kami lihat sangat risau dan langsung melakukan berbagai upaya membantu ‘anaknya’.
Kapan Pak Bupati bercerita dengan kami warga Singkuang 1, dengan format antara ‘bapak’ dengan ‘anak’? Mohon maaf Pak Bupati, kalau kami dinilai lancang.
SURAT terbuka ini ditulis dua tokoh Singkuang 1: Tahmid Nasution (tokoh adat) dan H. Ibrahim Harahap (tokoh masyarakat).