P.SIDIMPUAN (Waspada): Memperingati Hari Pahlawan ke-77, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Padangsidimpuan menggugah semangat nasionalisme dan patriotisme pemuda lewat ‘Dialog Kepahlawanan’ di aula Mega Permata Hotel, Rabu (16/11/2022).
Dialog mengusung tema ‘Nasionalisme & Patriotisme Mahasiswa/Pemuda Dalam Memberhasilkan Pembangunan’ ini menghadirkan H. Syahrul M. Pasaribu SH, Bupati Tapanuli Selatan periode 2010-2015 dan 2016-2021, sebagai pemateri tunggal.

Dibuka Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Utara diwakili Bendahara Umum Parulian Hanafi Siregar, dialog ini dihadiri Ketua HMI Cabang Sibolga-Tapteng, pengurus HMI Cabang Palas-Paluta, pengurus KOHATI, KAHMI, dan Ketua Komisariat HMI se Sidimpuan-Tapsel.
Hadir juga pengurus organisasi kemahasiswaan kelompok Cipayung Plus yang antara lain Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Al Wasliyah (HIMMAH), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) perguruan tinggi se Tapsel, Sidimpuan, Paluta dan Palas.
Bendahara Umum Badko HMI Sumut Parulian Hanafi mengawali sambutannya dengan mengingatkan tentang pendiri HMI Profesor Lafran Pane, putra daerah kelahiran Sipirok Tapsel, yang telah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.
“Ingat, ini bukan untuk kita euforiakan. Tetapi jadikan penyemangat untuk lebih mengembangkan HMI di kampung halaman pendiri HMI. Kami dari Badko Sumut sangat mengapresiasi kegiatan ‘Dialog Kepahlawanan’ ini,” katanya.
Parulian Hanafi menyampaikan salam dan apresiasi dari Ketua Badko HMI Sumut ke Syahrul Pasaribu, senioren HMI dan KAHMI yang telah terbukti memiliki dedikasi tinggi terhadap kemajuan pemuda dan mahasiswa sebagai calon pemimpin di masa depan.
Sebelumnya Ketua Umum HMI Cabang P.Sidimpuan Anwar Fahmi Siregar melaporkan, kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun 2022. Menghadirkan Syahrul M. Pasaribu sebagai pemateri tunggal.
“Kemarin, kakanda Syahrul Pasaribu bersama dua Kementerian menjadi narasumber dialog Pengurus Besar (PB) HMI di Jakarta. Hari ini beliau kita undang untuk berbagi ilmu dan pengalaman implementasi nasionalisme dan patriotisme membangun daerah selama dua periode Bupati Tapsel,” katanya.
Ditegaskan, kader HMI sangat bangga memiliki senior yang telah terbukti sukses memimpin birokrasi dan pembangunan Tapsel. Karena itu pulalah, HMI Cabang P.Sidimpuan mengundang Syahrul untuk berbagi ilmu itu kepada mahasiswa sebagai kader bangsa.
Syahrul Pasaribu mengawali materi dengan menyebut Hari Pahlawan tahun 2022 bertema “Pahlawanku Teladanku”. Kaitannya dengan tema dialog ini adalah, generasi muda sebagai pemilik masa depan bangsa harus menghargai jasa para pahlawan. Juga harus miliki semangat nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.
Perkembangan zaman sudah sangat pesat dan memasuki era Revolusi Industri 5.0. Berbagai informasi perkembangan dunia sangat mudah diakses lewat internet. Tentunya akan semakin banyak pula budaya luar yang mempengaruhi generasi muda Indonesia.
Mahasiswa sebagai kaum muda intelektual dan agen perubahan, tentunya akan menjadi kelompok pemuda yang paling banyak bergelut dengan dunia digitalisasi.
Manfaat yang diperoleh dari perkembangan Informasi Teknologi (IT), tentu akan berbanding lurus dengan pesatnya budaya luar yang mempengaruhi cara pandang dan pola pikir pemuda.
Karena itu, Dewan Penasehat Majelis Wilayah KAHMI Sumut ini mengingatkan kepada seluruh kaum muda, agar dalam mengikuti seluruh perkembangan zaman jangan sampai menanggalkan nasionalisme dan patriotisme sebagai warga negara Indonesia.
“Ingat, kalian adalah harapan untuk melanjutkan perjalanan bangsa dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jangan luntur nasionalisme dan patriotisme kalian, hanya karena sibuk mengikuti perkembangan zaman,” pesan Syahrul.
Hari Pahlawan diperingati untuk mengenang perjuangan putra putri bangsa yang dikomandoi Bung Tomo pada 10 November 1945 di Surabaya. Yakni bertempur melawan penjajah yang berupaya mengganggu Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945.
Nasionalisme yang muncul pada pertempuran melawan penjajah di Surabaya itu, juga erat kaitannya dengan perjuangan Budi Utomo pada 20 Mei 1908 atau yang sekarang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Bicara implementasi nasionalisme dan patriotisme selama 10 tahun membangun Tapsel. Syahrul Pasaeibu telah menerapkan itu melalui kepemimpinan yang membangun kolaborasi dan sinergitas bersama semua pemangku kepentingan.
Juga lewat gaya kepemimpinan marudan marlasniari (tidak mengenal hujan dan terik mentari) atau lebih dikenal dengan MarMar Style.
Bicara nasionalisme, menurut Syahrul, harus dibarengi rasa kebangsaan yang tebal dan mampu memaknai Bhinneka Tunggal Ika.
“Selama dua periode Bupati Tapsel, nasionalisme dari perspektif Bhinneka Tunggal Ika diimplementasikan untuk mensukseskan kepemimpinan daerah. Semua komponen dikolaborasi dan disinergikan membangun Tapanuli Selatan,” jelas Syahrul.
Antara lain melibatkannya dalam pemberian talih asih untuk guru mengaji, imam masjid, P3N dan guru Sekolah Minggu dengan porsi yang proporsional dan profesional. Menjelang akhir masa jabatan, sudah ditampung di APBD tali asih untuk tokoh adat lima orang setiap desa maupun kelurahan.
Bicara patriotisme, pengimplementasiannya harus dibarengj sikap berani berkorban dan pantang menyerah. Syahrul juga telah melakoni itu dengan kepemimpinan gaya marudan marlasniari (MarMar Style) dan selalu turun ke desa (Turdes).
Periode pertama kepemimpinan, hari Sabtu dan Minggu, Syahrul tidak holiday (berlibur) tetapi berada di tengah rakyat Tapsel di daerah terisolir dan terpencil. Itu juga masih dilakukan pada periode kedua.
“Alhamdulillah di periode kedua 2016-2021, semua keterisoliran itu telah kita buka lebar ke dunia luas, walaupun belum sempurna secara keseluruhan. Misalnya jalan diaspal ataupun dirabat beton” katanya.
Topografi Tapsel lebih sulit dari kabupaten dan kota se Tabagsel maupun Tapteng dan Sibolga. Seperti Kecamatan Aek Bilah yang berbatasan dengan Kabupaten Padanglawas Utara, Tapanuli Utara dan Labuhanbatu Selatan.
Banyak desa terpencil dan terisolir di balik beberapa bukit dan lembah dengan melewati beberapa sungai yang dipastikan sangat sulit disentuh oleh jaringan listrik milik Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Namun berkat kepemimpinan Syahrul dua peridoe Bupati Tapsel, hari ini kebutuhan dasar listrik masyarakat di daerah terpencil itu sudah terpenuhi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (bukan jaringan PLN) yang diperjuangkan ke pemerintah atasan, provinsi dan pusat
Data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan September 2022, jumlah penduduk Kecamatan Aek Bilah 7.618 jiwa. Hak dasar listriknya telah terpenuhi 55,7 persen atau 4.244 jiwa dari PLTMH yang berada di enam desa.
Kemudiam 44,3 persen atau 3.374 jiwa dari PLN pada lima desa. Saat ini oleh propsu PLTMH sedang dibangun di Desa Lobutayas yang seharusnya pada tahun 2020, tetapi tertunda akibat Covid-19.
Jika ini selesai dibangun, sebanyak 57,4 persen rakyat di tujuh dari 12 desa di Kecamatan Aek Bilah menikmati kebutuhan dasar energi listrik berasal dari PLTMH dan 42,6 persen di lima desa berasal dari PLN.
Di era globalisasi ini, banyak orang-orang pintar yang nasionalismenya perlu dipertanyakan. Dan terdapat juga pimpinan daerah yang terkadang lupa kewajibannya sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab. Muncul banyak pertanyaan, yang antara lain kenapa tali asih disebut implementasi nasionalisme dan PLTMH disebut patriotisme. Itukan bagian tugas seorang Bupati ?
“Bukan itu sudut pandangnya. Nasionalisme yang kita maksud di sini adalah tidak adanya pembedaan agama, suku dan gologan. Semua kebagian, tali asih ke guru mengaji Islam dan ke guru Sekolah Minggu Kristen. Itu yang saya sebut bagian dari implementasi semangat nasionalisme berlandaskan prinsip Bhinneka Tunggal Ika,” jawabnya.

Semangat patriotisme di PLTMH dan PLTS Terpusat. Kalau tidak dibangun saat itu, belum tentu sampai hari ini kebutuhan hak dasar listrik rakyat daerah terpencil di Kecamatan Aek Bilah, Saipar Dolok Hole, Arse, Sipirok, Angkola Sangkunur dan Angkola Barat terpenuhi.
“Jika kita lihat dari pendekatan politik, berapalah suara dari wilayah terpencil itu dibanding daerah yang padat penduduk. Tetapi dari sudut pandang nasionalisme dan patriotisme, mereka juga rakyat kita yang wajib dipenuhi hak-haknya,” terang Syahrul.
Ada pertanyaan bagaimana menjaga nasionalisme dan patriotisme di era 5.0 ? Menjawab itu, Syahrul menyebut sepintar apapun kita jangan lupa bahwa kita ini orang Indonesia. Artinya jangan tergerus nasionalisme dan patriotisme gara-gara sibuk mengikuti perkembangan zaman.
Terakhir, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar ini berpesan, “Apapun profesi dan jabatanmu, fokus dan tekuni itu. Mahasiswa, jika kalian belajar dan berorganisasi dengan benar, itu juga sudah termasuk bagian dari perwujudan nasionalisme dan patriotisme,” tutup Syahrul yang juga Ketua Dewan Penasehat KAHMI Tapsel.
Acara ditutup penyerahan piagam penghargaan dari HMI kepada Syahrul. Sebaliknya, Syahrul serahkan buku kaleidoskop dua periode kepemimpinan Bupati Tapsel kepada Badko HMI Sumut dan Cabang P.Sidimpuan. (a05)