TAPSEL (Waspada) : Presiden Direktur PT Agincourt Resources (AR), Muliady Sutio mengatakan Kontribusi PT AR, pengelola Tambang Emas Batang Toru, Tapanuli Selatan (Tapsel) pada negara pada tahun 2024 mencapai USD 108 Juta dan 50 persen diantaranya merupakan royalti
“Royalti yang dibayarkan sebesar USD 53,5 juta dengan rincian 20% untuk pemerintah pusat, 16% untuk Provinsi Sumatra Utara, dan 64% untuk Kabupaten Tapanuli Selatan dan kabupaten lainnya,” kata Presiden Direktur PT AR, Muliady Sutio dalam sambutannya pada pembukaan Media Capacity Building PT Agincourt Resources, Senin (26/5/2025).
Media Capacity Building yang digelar di Hotel Marianna Resort, Samosir dihadiri GMO & Deputy Director Operations PT AR, Rahmat Lubis, Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara dan Kepala Inspektur Tambang Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Dr. Ir. Hendra Gunawan serta Onrizal, Ph.D, dari USU
Kemudian juga hadir, Senior Manager Corcom PT AR Katarina Siburian Hardono, Manager Public Relations PT AR, Reni Radhan dan Gloria Natalia Dolorosa Media and Content Management Specialist serta Syaiful Anwar, Superintendent Environmental Site Support PT AR serta wartawan dari Medan, Tapsel Padangsidimpuan, Sibolga dan Tapteng.
Muliady Sutio menjelaskan, AR yang sudah beroperasi sejak tahun 2012 merupakan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).95% sahamnya dimiliki PT Danusa Tambang Nusantara dan 5% lagi dimiliki PT Artha Nugraha Agung. “BUMD milik Pemkab Tapanuli Selatan (70%) dan Pemprov Sumatra Utara (30%),” ucapnya.

Tambang Emas Martabe, ungkapnya ditetapkan sebagai Obyek Vital Nasional sejak 2015 dan telah meraih berbagai penghargaan Good Mining Practice (GMP), termasuk Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan Terbaik Tahun 2024 dari Kementerian ESDM dan PROPER Hijau selama dua tahun berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup.
PT Agincourt Resources yang sudah banyak berkontribusinoada negara dan daerah, lanjut Muliady, tidak hanya berfokus pada pencapaian produksi emas dan perak, tapi juga berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara kegiatan tambang dan kelestarian lingkungan.
“Living in Harmony adalah semangat dan komitmen kami dalam mengintegrasikan praktik berkelanjutan di seluruh aspek kegiatan operasional. Living in Harmony menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, lingkungan, dan aktivitas bisnis,” ujar Muliady.
Menurutnya, pengelolaan lingkungan menjadi fokus utama perusahaan. Kapasitas waste dan tailings storage yang semakin terbatas menjadi tantangan tersendiri pada masa depan. Untuk itu, AR tengah mengimplementasikan sistem pengelolaan tailings kering sebagai solusi untuk mengurangi risiko lingkungan dan memastikan keberlanjutan operasional jangka panjang.
Selain itu, PTAR juga mengalokasikan lahan di Batang Toru sebagai zona konservasi untuk melindungi habitat spesies, terutama spesies endemik. “Kami juga menjalin kerja sama dengan universitas untuk melakukan penelitian terkait ekosistem Batang Toru dan dampak kegiatan tambang terhadap keanekaragaman hayati,” ungkapnya.
Sejakan dengan hal tersebut, terang Muliady, telah dibentuk Biodiversity Advisory Panel (BAP), yaitu panel independen terdiri dari para ilmuwan dan praktisi konservasi yang memberi masukan terkait isu-isu keanekaragaman hayati dan melakukan pengawasan yang ketat berbasis sains terhadap operasional PTAR.
Muliady sangat optimis bahwa keberlanjutan adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya berdampak pada perusahaan, tetapi juga pada masyarakat sekitar.Tahun 2024, AR mengalokasikan anggaran USD 2,7 juta untuk program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), termasuk pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal.
“Selain itu, kami terus membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Sebanyak 76% dari total karyawan dan kontraktor PTAR merupakan tenaga kerja lokal,” katanya.
Atas upaya dan pencapaian itu, PTAR dinobatkan sebagai Pemenang Terbaik Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik (Good Mining Practice/GMP) 2024. “PTAR juga berhasil membawa pulang 7 penghargaan lain di ajang tersebut,” jelas Muliady.(a39)