TAPSEL (Waspada): Kabupaten Tapanuli Selatan tercatat sebagai daerah dengan angka prevalansi stunting tertinggi di Sumatera Utara pada tahun 2022, yakni 39,4 persen. Angka ini bertambah 8,6 poin dari 30,8 persen di tahun 2021.
Data ini berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaI (RI), yang diperoleh waspada.id pada Senin (27/2/2023) di Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Data ini juga mencatatkan hasil survey di 34 entitas yang terdiri dari 1 provinsi dan 33 kabupaten/kota se Sumut. Kabupaten Labuhan Batu Utara tercatat sebagai daerah dengan prevalansi stunting terendah, 7,3 persen. Turun 23,6 poin dari 30,9 persen di tahun 2021.
Stunting adalah masalah gizi kronis pada anak akibat kurangnya asupan gizi dan nutrisi dalam jangka waktu panjang. Stunting menyebabkan anak lebih pendek, lebih beresiko obesitas, fungsi otak bermasalah, gangguan mental, kanker, diabetes, penyakit jantung dan lainnya.
Stunting juga bisa disebabkan pola asuh anak yang salah, kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Buruknya sanitasi lingkungan, sarana air bersih dan MCK yang tidak memadai.
Prevalansi adalah proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka waktu tertentu. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis apabila prevalansi stunting lebih dari 20 persen.
Menurut hasil SSGI Kemenkes RI di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan daerah dengan prevalansi stunting tertinggi di tahun 2022. Artinya, masalah kesehatan masyarakat Tapsel adalah paling kronis di provinsi ini.
Posisi kedua Kabupaten Padang Lawas, 35,8 persen. Turun 6,2 poin dari 42,0 persen di tahun 2021. Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Palas berhasil menekan angka prevalansi stunting di daerahnya.
Posisi ketiga Kabupaten Mandailing Natal, 34,2 persen. Turun 13,5 poin dari 47,7 persen di tahun 2021. TPPS Madina juga berhasil menekan angka prevalansi stunting di daerahnya.
Posisi ke empat Kabupaten Phakpak Barat, 30,8 persen, turun 10 poin dari 40,8 di tahun 2021. Lima, Kabupaten Tapanuli Tengah, 20,5 persen atau bertambah 5,2 poin dari 25,3 di tahun 2021.
Daerah paling rendah prevalansi stunting di Sumatera Utara pada tahun 2022 adalah Kabupaten Labuhanbatu Utara. Prevalansinya 7,3 persen atau turun 23,6 poin dari 30,9 persen di tahun 2021.
Kabupaten Nias Utara di posisi paling rendah kedua dengan prevalansi 11,9 persen. Turun 22,5 poin dari 34,4 persen di tahun 2021.Kabupaten Deliserdang, meski bertambah 1,4 poin dari 12,5 persen dari 2021 menjadi 13,9 di tahun 2022, masih menempati terendah ketiga.
Keempat Kota Pematangsiantar dengan prevalansi 14,3 persen atau turun 0,7 poin dari 15,0 persen di tahun 2021. Posisi kelima ditempati Kota Sibolga, 14,5 persen. Turun 11,3 poin dari 25,8 persen di tahun 2021.
Dari hasil SSGI itu, di Sumut terdapat sembilan daerah yang mengalami pertambahan prevalansi stunting. Tapsel (8,6), Tapteng (5,2), Humbahas (2,9), Tebingtinggi (2,3), Nias Barat (1,5), Deliserdang (1,4), Sergei (1,1), Tanjungbalai (0,8) dan Taput (0,7).
Sementara 25 entitas lainnya mengalami penurunan. Termasuk di dalamnya Provinsi Sumatera Utara, dari 25,8 persen di tahun 2021 berkurang 4,7 poin menjadi 21,1 persen di tahun 2022.
Kabupaten Karo menjadi satu-satunya daerah di Sumut yang tidak bertambah ataupun berkurang prevalansi stuntingnya dari tahun 2021 ke 2022. Yakni tetap 24,8 persen.
Tabagsel
Di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota, Tapsel berada di posisi paling tinggi prevalansinya dan hanya satu-satunya yang mengalami pertambahan dari 30,8 menjadi 39,4 persen.
Posisi kedua Kabupaten Padanglawas, 35,8 persen. turun 6,2 poin dari 42,0 persen di tahun 2021. Posisi ketiga Kabupaten Mandailing Natal, 34,2 persen. Turun 13,5 poin dari 47,7 persen di tahun 2021.
Posisi keempat Kabupaten Padanglawas Utara, 29,2 persen atau turun 3,9 poin dari 33,1 persen di tahun 2021. Prevalansi stunting paling rendah di Tabagsel adalah Kota Padang Sidempuan, 28,8 persen. Turun 3,3 poin dari 32,1 persen di tahun 2021.
Dari hasil SSGI Kemenkes RI tahun 2022, di Sumut dan Tabagsel khususnya, Kabupaten Tapsel daerah paling tinggi prevalansi stuntingnya. Tidak diketahui apakah ada hubungan dengan pengunduran diri Kadis dan Sekretaris Dinas Kesehatan di tahun 2022 kemarin. (a05)