HeadlinesSumut

Terkini Korban Bencana Taput, 34 Meninggal, 3 Luka, 14 Hilang

Terkini Korban Bencana Taput, 34 Meninggal, 3 Luka, 14 Hilang
Kecil Besar
14px

TARUTUNG (Waspada.id) : Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Utara (Taput) merilis data korban bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah kecamatan pada 25 November 2025 lalu, dimana berdasarkan data terbaru tercatat sebanyak 15.765 warga terdampak mengakibatkan 34 warga meninggal dunia (22 warga Tapanuli Utara dan 14 warga dari luar Taput), 14 orang masih hilang, serta 3 warga mengalami luka-luka.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Taput, Hendrik Taruna Surbakti, S.STP, M.Si menyampaikan, selain korban jiwa, bencana tersebut juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur cukup masif, meliputi 544 unit rumah rusak, 19 jembatan putus, serta 44 ruas jalan yang tertutup material longsor maupun terputus akibat banjir.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Hendrik mengatakan, upaya penanganan terus dilakukan oleh tim gabungan dari BNPB, BPBD, TNI–Polri, Basarnas, dan relawan yang bekerja siang dan malam untuk melakukan evakuasi, pencarian korban, serta pembukaan akses jalan.

“Distribusi bantuan logistik juga terus diprioritaskan, terutama menuju wilayah yang masih terisolir,” ujarnya.

Hendrik menjelaskan, di Kecamatan Adiankoting, dua desa menjadi pusat lokasi pengungsian, yaitu Desa Sibalanga dan Lobu Pining.

Sementara lima desa lainnya, katanya, masih belum dapat diakses karena tertutup longsor dan kondisi medan ekstrem.

“Yakni Siantar Naipospos, Pardomuan Nauli, Pagaran Lambung II, Pagar Lambung IV, dan Pagar Lambung III,”sebutnya.

Untuk sementara waktu, bantuan bagi wilayah-wilayah tersebut disalurkan melalui jalur udara,”

Lanjutnya, adapun dua desa yang sebelumnya terisolir Banuaij I dan Banuaij IV kini sudah bisa diakses oleh tim darat, termasuk Pagar Lambung I yang juga telah berhasil ditembus.

Sementara itu, Kecamatan Parmonangan juga menjadi wilayah dengan dampak signifikan, dimana sampai saat ini enam desa masih dalam kondisi terisolir akibat jalan penghubung yang tertimbun longsor dan kerusakan infrastruktur di sejumlah titik.

Keenam desa tersebut meliputi Pertengahan, Hutatua, Manalu Purba, Baturarimo, Purba Dolok, dan Hutajulu Parbalik. Kondisi medan yang curam serta risiko pergerakan tanah yang tinggi menjadi kendala utama bagi tim yang berupaya membuka akses darat.

“Keterisolasian terjadi akibat banyaknya ruas jalan penghubung antar-desa yang tertutup material longsor dan sebagian jalan kabupaten mengalami kerusakan berat sehingga tidak dapat dilalui kendaraan,” bebernya.

Selain itu, tambahnya, kondisi medan yang curam dan risiko pergerakan tanah semakin menyulitkan tim gabungan untuk menembus wilayah tersebut melalui jalur darat.

Untuk memastikan kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi, bantuan logistik sementara disalurkan melalui jalur udara, sembari menunggu pembukaan akses darat dari arah pusat Kecamatan Parmonangan.

Sejumlah alat berat telah ditempatkan pada titik-titik terdampak guna mempercepat proses pembersihan material longsor, memulihkan akses, dan memastikan distribusi bantuan berjalan lebih merata.

“Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat curah hujan di wilayah Tapanuli Utara masih tinggi dan berpotensi memicu banjir bandang maupun longsor susulan,” pungkasnya. [***]

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE