DELI SERDANG (Waspada.id): Bencana banjir yang melanda wilayah Sumatera Utara pada 27–30 November 2025, khususnya Kota Medan dan sekitarnya, menimbulkan dampak serius bagi masyarakat. Curah hujan ekstrem memicu luapan sungai dan genangan air hingga mencapai 150 sentimeter, menyebabkan kerusakan infrastruktur, terputusnya akses wilayah, serta krisis kebutuhan dasar. Kondisi tersebut meningkatkan risiko gangguan kesehatan dan sosial, terutama bagi masyarakat pesisir dan pertanian.
Merespons kondisi tersebut, Universitas Prima Indonesia (UNPRI) hadir melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Tanggap Darurat Bencana yang melibatkan dosen lintas disiplin ilmu dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Sains dan Teknologi, serta Fakultas Psikologi, bersama mahasiswa.

Tim dosen dipimpin oleh Mas Intan Purba, S.Si., M.Si selaku ketua, dengan anggota Esther Praja Anggriany Panggabean, S.E., M.Si; Dr. Evta Indra, S.Kom., M.Kom; dan Beby Astri Tarigan, S.Pd., S.Psi., M.Psi. Program ini selaras dengan mandat pengabdian masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam merespons bencana serta memperkuat ketahanan masyarakat terdampak.
Kegiatan tanggap darurat dilaksanakan di dua kecamatan terdampak di Kabupaten Deli Serdang, yakni Kecamatan Hamparan Perak dan Kecamatan Pantai Labu. Seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan dengan pendampingan mitra Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta pemerintah desa setempat, guna memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan lapangan.
Selain distribusi bantuan logistik dan kegiatan psikososial, tim juga menyelenggarakan layanan pengobatan gratis kepada warga terdampak yang dilaksanakan oleh dokter dari RS Royal Prima, sebagai bentuk dukungan kesehatan bagi masyarakat pascabencana.
Di Kecamatan Hamparan Perak, kegiatan berlangsung pada 12–19 Desember 2025 di Desa Paluh Kurau dan Desa Paluh Manan. Sementara itu, kegiatan di Kecamatan Pantai Labu dilaksanakan pada 20–22 Desember 2025, meliputi Desa Klambir, Desa Tengah, dan Desa Sei Tuan.

Di Kecamatan Hamparan Perak, banjir menyebabkan kerusakan lahan pertanian dan terputusnya aksesibilitas, sehingga memicu krisis pangan bagi 348 kepala keluarga (KK). Warga mengalami kekurangan stok makanan, air bersih, dan sanitasi, dengan risiko penyakit seperti diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Di lapangan, tim juga mendapati sejumlah lingkungan rumah warga masih tergenang air, khususnya di Desa Paluh Kurau, sehingga distribusi bantuan dilakukan dengan menembus genangan.
Sementara itu, di Kecamatan Pantai Labu, 150 KK menghadapi permasalahan serupa, ditambah dampak pada sektor perikanan, di mana peralatan nelayan rusak dan pendapatan harian hilang. Kondisi psikososial anak-anak turut terdampak akibat trauma banjir, sementara fasilitas umum seperti masjid, parit, dan aliran sungai tercemar lumpur dan sampah.
Secara keseluruhan, banjir berdampak pada 498 KK, terdiri dari 348 KK di Kecamatan Hamparan Perak dan 150 KK di Kecamatan Pantai Labu. Menyikapi kondisi tersebut, Tim PKM Tanggap Darurat UNPRI memfokuskan program pada intervensi langsung yang menyentuh kebutuhan dasar, kesehatan, dan pemulihan sosial.
Mas Intan Purba, S.Si., M.Si selaku ketua menyampaikan, tahapan pelaksanaan diawali dengan persiapan pada 1–11 Desember 2025, meliputi survei lokasi, koordinasi dengan camat, kepala desa, dan kepala dusun, pengadaan logistik, serta pembentukan tim. Pada tahap pelaksanaan utama, di Kecamatan Hamparan Perak tim menyalurkan 348 paket bantuan, melaksanakan trauma healing bagi 200 anak, layanan kesehatan bagi 44 warga, serta bakti sosial. Di Kecamatan Pantai Labu, tim menyalurkan 150 paket bantuan, melaksanakan trauma healing bagi 100 anak, dan kegiatan bakti sosial.
“Selain distribusi bantuan, kegiatan bakti sosial difokuskan pada pembersihan masjid, rehabilitasi sanitasi, parit, dan aliran sungai di desa-desa terdampak. Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat sebagai upaya membangun kembali semangat gotong royong pascabencana,” ujarnya.
Hasil evaluasi menunjukkan program berjalan dengan baik dan mendapat respons positif dari masyarakat dan pemerintah setempat. Kehadiran Tim PKM Tanggap Darurat UNPRI dinilai membantu pemulihan awal pascabanjir, baik dari sisi fisik, kesehatan, maupun psikososial.
Melalui kegiatan ini, Universitas Prima Indonesia menegaskan komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat saat terjadi bencana, sekaligus memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat dan pemulihan pascabencana. (id09)










