P.SIDIMPUAN (Waspada) : Plt. Kaban Kesbangpol Kota Padangsidimpuan Rahmat Timbul Halomoan Lubis mengajak pelaku politik dan masyarakat untuk mengedepankan bangsa dari pada kepentingan kelompok dalam berpolitik.
“Persatuan dan kesatuan bangsa tidak boleh runtuh hanya karena perebutan kekuasaan,” kata Rahmat Timbul Halomoan Lubis saat jadi pemateri pada acara Sosialisasi Wawasan Kebangsaan yang digelar Badan Kesbangpol Provinsi Sumatera Utara di Aula Mega Permata Hotel P.Sidimpuan, Jumat (21/7).
Sosialisasi dengan tema ‘Pemantapan Wawasan Kebangsaan Masyarakat untuk Kesuksesan Pemilu 2024’ dengan peserta, tokoh lintas agama, tokoh pemuda dan tokoh lintas etnis tersebut bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kepentingan bangsa dan negara.

Rahmat Timbul Halomoan Lubis yang akrab disapa Timbul Lubis menjelaskan bahwa Pemilu 2024 harus dimaknai sebagai tahapan penting untuk menentukan masa depan bangsa sehingga dibutuhkan kesadaran pelaku politik dan masyarakat untuk mengedepankan politik kebangsaan.
“Pemilu dan pesta demokrasi 2024 adalah salah satu tahapan untuk menentukan arah dan masa depan bangsa. Mahkamah Konstitusi dengan keputusannya tetap mempertahankan proporsional terbuka menjadi sistem dalam kepemiluan kita, ini memberi ruang bagi seluruh rakyat untuk tidak salah memilih pemimpin,” kata Timbul.
Politik kebangsaan, ucapnya, dipandang baik demi mewujudkan cita-cita bangsa. Menurutnya, Pemilu dan politik jangan hanya dianggap sebagai ajang perebutan kekuasaan semata, tapi ada nilai dan cita cita bangsa yang harus tetap diperhatikan sebagai sandaran bernegara.
Persatuan dan kesatuan bangsa, lanjut Timbul, tidak boleh runtuh hanya karena perebutan kekuasaan. “Ini harus menjadi kesadaran kita semua. Bicara bangsa haruslah menghilangkan sisi-sisi sentimentil dari komunitas atau kelompok tertentu,”
Beda platform politik, beda warna bendera politik dan beda jargon politik, ujar Timbul Lubis merupakan suatu kewajaran dalam berdemokrasi. Tapi saat bersentuhan dengan kebangsaan, maka semua warna, paltform dan jargon yang berbeda harus bersatu dengan simbol dan paltform kebangsaan.
“Saat bicara bangsa, maka warna yang muncul hanyalah warna Merah dan Putih. Mars serta hymne masing masing komunitas harus menyatu dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya” jelas Timbul.
Di akhir diskusi, Timbul Lubis memberikan sebuah pesan khusus kepada semua peserta untuk bisa menjadi warga negara yang baik “Mari menjadi warga negara yang baik, karena warga negara yang baik akan menghasilkan negara yang baik juga,” ajaknya.
Sosialisasi Wawasan Kebangsaan diwarnai dengan pembagian Bendera Merah Putih kepada peserta sosialisasi dan menurut Timbul Lubis pembagian Bendera Merah Putih tersebut memiliki dua makna khusus.
Pertama adalah pertanda dari simbol kebangsaan dan yang kedua adalah implementasi dari Gerakan Nasional Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih yang dicanangkan oleh Kementerian Dalam Negeri menyambut perayaan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia. “‘”Semoga negeri kita tetap dalam persatuan dan kesatuan yang kokoh,” harapnya.(a39).