Scroll Untuk Membaca

Sumut

Tingkatkan PAD, Bapenda Deliserdang Optimalkan Pemasangan Tapping Box Dan GIS-EL

Pj Bupati Deliserdang Wiriya Alrahman saat diwawancarai Kepala Biro Waspada Deliserdang-Sergai HM Husni Siregar. (Waspada/Edward Limbong).
Pj Bupati Deliserdang Wiriya Alrahman saat diwawancarai Kepala Biro Waspada Deliserdang-Sergai HM Husni Siregar. (Waspada/Edward Limbong).
Kecil Besar
14px

DELISERDANG (Waspada): Setelah sukses meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat program gebyar dan diskon 5 persen Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2). Kali ini Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Deliserdang melakukan pengoptimalan pemasangan tapping box (alat pemantau pajak) dan Geographic Information System Electronic Layout (GIS-EL).

Kepala Bapenda Deliserdang Muhammad Salim, SP. M.Si mengatakan, pemasangan tapping box untuk intensifikasi pendapatan daerah dari sektor pajak daerah terutama dari pajak restoran, hotel, tempat hiburan, cafe, minimarket, dan lainnya. “Kami sudah memasang 141 buah tapping box di hotel dan restoran, cafe, rumah makan dan lainnya yang tersebar di beberapa kecamatan. Seperti Percut Seituan, Tanjung Morawa, Sunggal, Lubukpakam dan yang potensi pajak tinggi,” kata Salim kepada Waspada, Kamis (13/6) diruang kerjanya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tingkatkan PAD, Bapenda Deliserdang Optimalkan Pemasangan Tapping Box Dan GIS-EL

IKLAN

Menurut Salim, pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan dan lainnya sistemnya self assessment, dimana pihak pengusaha yang melaporkan sendiri berapa jumlah transaksi yang dikutip dari pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen itu. “Kan itu kewajiban mereka (pengusaha) sebagai pemungut pajak. Mereka bukan wajib pajak tapi mereka pemungut pajak untuk disetorkan ke Bapenda. Nah jadi dalam laporan ini, kita kan harus punya pembanding, ketika mereka melaporkannya tidak sesuai dengan alat monitoring kita yaitu tapping box, pasti kita akan melakukan lagi verifikasi lagi, kita datangi kesana, kita panggil,” ujarnya.

Salim pun mengakui, dengan adanya penerapan tapping box mempermudah pihaknya memantau beberapa transaksi setiap hari terjadi dan diharapkan hal itu dapat mendongkrak peningkatan PAD dari sektor pajak daerah terutama dari pajak restoran, hotel, tempat hiburan, cafe, minimarket. Kedepannya pihaknya juga akan menambah tapping box dan menempatkan ditempat-tempat berpotensi penambahan PAD. “(Jadi) Total transaksi Rp15,7 M di bulan Juni (saja) sampai tanggal 13 ini. Jadi ada potensi pajak di situ Rp1,4 M,” akunya.

Sedangkan dari sektor PBB P2, setelah sukses melakukan Gebyar PBB-P2 berupa memberikan pengurangan pokok PBB-P2 sebesar 5 persen dan memberikan hadiah berupa satu paket umrah (wisata religi), tiga unit sepeda motor Yamaha Fazzio, tiga unit sepeda listrik Genio, satu unit mesin cuci, kulkas dan hadiah menarik lainnya kepada wajib pajak. Dimana per 31 Mei 2024 hingga 31 Mei 2024 penerima PBB-P2 mencapai Rp65,7 miliar dengan 52.562 wajib pajak (WP).

Salim didampingi Kabid PBB Bapenda Deliserdang, Juniser Siregar M.Pd mengungkapkan, program Bapenda Deliserdang kedepannya GIS-EL. Katanya, program ini sebuah aplikasi Peta Bidang PBB yang dimiliki oleh Bapenda Deliserdang yang dirancang untuk memudahkan pengelolaan dan visualisasi data bidang tanah secara elektronik dengan berbagai fitur utama diantaranya.

Pertama, pecah bidang, fitur ini memungkinkan pengguna untuk membagi satu bidang tanah menjadi beberapa bidang yang lebih kecil, sesuai dengan kebutuhan administrasi dan pengelolaan. Kedua, gabung bidang yang sebaliknya, fitur ini memungkinkan pengguna untuk menggabungkan beberapa bidang tanah menjadi satu bidang yang lebih besar, memfasilitasi reorganisasi dan penyesuaian data tanah.

“Ketiga buat blok, jadi dengan fitur ini, pengguna dapat membuat blok baru dalam peta bidang, membantu dalam pengelolaan dan klasifikasi tanah berdasarkan blok yang telah ditentukan,” katanya.

Dijelaskan Salim, aplikasi GIS-EL juga dilengkapi dengan berbagai peta dasar (base map) yang mencakup Google Maps, Bing Maps, dan OpenStreetMap, yang memberikan fleksibilitas dan keakuratan dalam visualisasi data geospasial.

Selain itu, fitur Street View juga tersedia untuk memberikan perspektif visual langsung dari lokasi bidang tanah. Untuk mendukung analisis dan pengambilan keputusan, GIS-EL menyertakan tematik tematik penting seperti, pembayaran PBB, menunjukkan status pembayaran PBB dari setiap bidang tanah. Jenis tanah mengklasifikasikan tanah berdasarkan tipe atau kegunaan tanah tersebut. Zona tanah, menampilkan zona atau area spesifik berdasarkan peruntukan dan regulasi daerah. Status pembayaran per bidang, informasi detail tentang status pembayaran PBB dari masing-masing bidang tanah.

Sehingga lanjut Salim, dengan fitur-fitur canggih dari GIS-EL tersebut dapat memfasilitasi pengelolaan data tanah yang lebih efisien dan akurat. “Disini dapat membantu Bapenda Deliserdang dalam meningkatkan layanan dan administrasi pajak bumi dan bangunan,” ungkapnya.

Pj Bupati Apresiasi

Sementara itu Pejabat (Pj) Bupati Deliserdang Ir Wiriya Alrahman MM mengapresiasi pihak Bapenda Deliserdang dalam menerapkan program-program peningkatan PAD, khususnya dalam hal pembayaran pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan dan lainnya dengan menerapkan tapping box.

“Untuk mendapatkan angka yang pasti berapa pajaknya yang paling sederhana kita pasang alat yang namanya tapping box. Itupun tapping box harus diawasi yang benar, jangan sampai pada saat konsumen ramai mereka (pengusaha) cabut. Pak Salim sudah lapor ke saya, dia bilang ‘Pak akan kami pasang tapping box’, ya bagus,” kata Wiriya.

Awalnya Wiriya menanggapi pemberitaan adanya aksi demo beberapa waktu lalu dugaan Bapenda Deliserdang tidak serius menetapkan pajak di salah satu Kafe di Kecamatan Sibolangit yaitu Kafe inisial NS dan C. Kata Wiriya pajak hotel dan restoran, cafe, rumah makan dan lainnya adalah self assessment. Dimana pengusaha mengukur sendiri, membayar sendiri berapa pajak yang wajar mereka bayarkan.

“Dan bukan berarti wajib langsung diterima oleh Bapenda, tapi Bapenda wajib juga mengklarifikasi wajar gak yang dilaporkan dia itu (pengusaha). Pajak restoran itukan tergantung transaksi. Transaksinya berapa, omsetnya berapa maka 10 persen dari omset itu yang diambil bukan dari keuntungan pengusaha tetapi uang konsumen yang dititipkan ke sih pengusaha untuk dibayarkan ke Pemkab,” katanya.

Wiriya pun mengakui, Bapenda saat ini masih kekurangan alat tapping box, walaupun telah dibantu oleh Bank Sumut dalam pengadaan tapping box namun masih belum cukup mencakup seluruh wilayah di Deliserdang.

“Sebelum misalnya ada wajib-wajib pajak lain (belum ada tapping box) karena alat tapping box terbatas kan, (memang) ada dapat bantuan dari Bank Sumut. Tapi kalau tidak ada, oke kita turunkan tim, tongkrongi selama satu minggu itu, benar gak (pajaknya) ?. Nah kalau tidak benar, ee kau kurang bayar, bila perlu kau bohong selama ini, kami kenakkan kau sampai berapa bulan ke belakang mau gak ?. Nah itu, jadi ini bicaranya sama-sama harus bicara kejujuran,” tegas Wiriya. (a16/a01).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE