PEMATANGSIANTAR (Waspada): Sebuah bukti yang tidak mengada-ada toleransi terawat di Kota Pematangsiantar dengan kehadiran unsur beda agama di resepsi puncak satu abad Nahdlatul Ulama (NU).
“Inilah kekuatan kita dan menjadi kebersamaan untuk mewujudkan Pematangsiantar bangkit dan maju. Selamat milad satu abad NU dan selamat bagi pengurus yang baru,” ujar Wali Kota Susanti Dewayani saat menghadiri resepsi puncak satu abad NU di lapangan H. Adam Malik, Selasa (7/2).
Menurut Wali Kota, kiprah NU telah hadir, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka dan telah mencatatkan kontribusi nyata atas kemerdekaan NKRI. “Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki sejarah panjang dalam pengaruhnya bagi penganut Islam di tanah air.”
“Di usia satu abad ini, NU tetap semangat dan konsisten dalam pembelaannya pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Juga meminta NU tetap konsen melawan terorisme dan radikalisme,” harap Wali Kota.
Wali Kota menambahkan pada resepsi puncak itu sejumlah tokoh agama hadir seperti Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Huria Kristen Indonesia (HKI) dan juga pendeta dari agama Hindu.
“Kondisi ini membuktikan toleransi di Pematangsiantar masih terjaga dan terawat dengan baik,” lanjut Wali Kota.
Sementara, Rois Syuriah PC NU KH M. Nuh Nasution menceritakan sejarah lahirnya NU pada 16 Rajab 1344 H yang bertepatan pada 31 Januari 1926. “Selama satu abad NU telah menjalani sejumlah fase dan NU selalu hidup berdampingan dengan agama serta budaya lain.”
“Jangan berpikir apa NU berikan kepadamu, namun berpikirlah apa yang kau berikan pada NU,” lanjut M. Nuh.
Sedang Ketua PC NU KH. Maranaik Hasibuan berharap NU di abad kedua semakin maju dan besar.
Pengukuhan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU seluruh Pematangsiantar juga berlangsung dan ucapan selamat dari Wali Kota serta unsur Forkopimda.
Gema Sholawat dengan Hidroh dan pembacaan Istigotsah mengawali pembukaan resepsi puncak dan berlanjut dengan penampilan santri eksebisi TPQ Al Faqih An Nahdliyah, pagelaran seni dan budaya mulai marching band, atraksi barongsai, tarian Simalungun serta reog.
Tampak hadir Kapolres AKBP Fernando, Ketua MUI HM. Ali Lubis, Sekretaris DPD Walubi Chandra, Sekda Budi Utari Siregar, mewakili Danrindam I/BB, Danrem 022/PT, Dandim 0207/Simalungun, Kakan Kemenag, pimpinan organisasi Islam, pimpinan OPD Pemko, camat, pimpinan pondok pesantren, sejumlah tokoh agama dan lainnya. (a28)