MADINA (Waspada): Membaca berita dilansir waspada.id Kamis (6/4) ‘Nasib Singkuang 1 Makin Tak Jelas’, politisi langsung bereaksi.
“Jika terus berlarut-larut tanpa titik terang penyelesaian, dikhawatirkan justru akan semakin sulit untuk dituntaskan,” ujar Ketua DPD Partai Ummat Madina H. As Imran Khaitami Daulay, SH kepada waspada.id melalui sambungan telepon seluler, Jumat (6/4).
Mantan Ketua DPRD Madina mengungkapkan, kondisi ini tentu akan mengganggu kenyamanan dan ketenteraman hidup masyarakat.

Hari ini, massa Singkuang 1 terus melakukan ‘pendudukan’ di areal perkebunan kelapa sawit PT RPR hari ke-18. Massa bergerak menuntut hak plasma dengan ‘memportal’ areal perusahaan.
Ketua Koperasi Produsen (KP) Himpunan Sawit Bersama (HSB) Singkuang 1 Sapihuddin, SPd.I kepada waspada.id mempertanyakan beberapa hal, Kamis (5/4), PT RPR setuju ‘akan’ memberi 600 plasma untuk warga Singkuang 1.
Tuntutan petani plasma, secara jelas, pa yang membuat masyarakat tidak menyetujui rencana kesepakatan?
Sebelumnya, Sapihuddin akrab disapa Ustadz Buyung Umak mengungkapkan,
surat komitmen itu hanya menguntungkan pihak perusahaan, tidak diminta apa tuntutan masyarakat, “makanya kami menolak surat komitmen itu karena tidak sesuai ketentuan undang-undang dan peraturan.”

Sedangkan pihak perusahaan diwakili Manager PT Rendi Permata Raya (RPR) bagian Administratur, Eko Ansari, menyampaikan iktikad baik pihak perusahaan, yang konon berlangsung 18 tahun.
“Jadi, walaupun tidak ada titik temu, MoU yang kemarin kan gagal, tapi kami tetap beriktikad mengerjakan ini, kami terus jalan bahkan kami sudah ada kontrak dengan pihak kontraktor untuk mengadakan land clearing, bulan April ini sudah jalan,” kata Eko Ansari. (irh)
Teks foto utama : Massa di areal perkebunan kelapa sawit tengah malam beberapa waktu lalu, tertidur di tenda menjelang sahur di bulan Ramadan. Waspada/Ist











