Scroll Untuk Membaca

KesehatanSumut

Turunnya Angka Prevalensi Stunting Momentum Capai Target

Turunnya Angka Prevalensi Stunting Momentum Capai Target
Wali Kota Pematangsiantar Susanti Dewayani (lima kiri) pose bersama ibu-ibu pemilik Balita saat Aksi Tumbuh Kejar Balita Stunting di UPTD Puskesmas Tomuan, Jl. Pattimura, Kel. Tomuan, Kec. Siantar Timur, Senin (29/7).(Waspada-Ist).
Kecil Besar
14px

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Turunnya angka prevalensi stunting 2023 yang sangat signifikan tidak lantas membuat Pemko Pematangsiantar berleha-leha.

Sebaliknya menjadikan hal itu sebagai momentum untuk terus menggenjot penurunan angka Balita stunting demi mencapai target dibawah 7,7 persen di 2024.

Wali Kota Susanti Dewayani menegaskan hal itu di kegiatan Aksi Tumbuh Kejar Balita Stunting di UPTD Puskesmas Tomuan, Jl. Pattimura, Kel. Tomuan, Kec. Siantar Timur, Senin (29/7).

Di 2023, sebut Wali Kota, angka stunting Pematangsiantar di angka 7,7 persen.

“Kita meraih terbaik ketiga se Sumut dalam menekan angka stunting. Namun, jangan membuat kita terlalu bereuforia, tapi harus antisipasi munculnya Balita stunting baru serta jangan sampai Balita lama yang stunting sudah lulus malah tambah ada yang baru,” ingat Wali Kota.

Menurut Wali Kota, angka 7,7 persen stunting artinya dari 100 Balita ada tujuh hingga delapan orang yang stunting. “Jadi angka itu yang harus kena tekan penurunannya.”

Kegiatan itu, lanjut Wali Kota, merupakan salah satu program Pemko Pematangsiantar sebagai upaya menurunkan angka stunting. “Sebab permasalahan stunting tidak bisa terselesaikan sendiri, namun butuh kolaborasi bersama.”

“Semoga kegiatan ini berkesinambungan dan inovasi yang kita buat dalam upaya penurunan angka stunting dapat membuahkan hasil,” harap Wali Kota.

Pada kesempatan itu, Wali Kota mengapresiasi Kepala Puskesmas Tomuan beserta jajaran yang terus menerus meningkatkan kinerja dan pelayanan di Puskesmas Tomuan. “Apalagi Puskesmas Tomuan menjadi satu-satunya Puskesmas di Pematangsiantar yang memberikan pelayanan serta pengobatan kepada pasien HIV.”

“Serta baru saja kemarin menyandang predikat akreditasi A. Untuk itu, kami ucapkan terimakasih,” imbuh Wali Kota.

Wali Kota juga berterimakasih kepada para dokter intership yang telah memberikan perhatian sebagai upaya ikut terlibat dalam upaya penanganan ataupun penanggulangan kasus stunting di Pematangsiantar.

Sebelumnya, Kadis Kesehatan Irma Suryani menjelaskan kegiatan itu merupakan salah satu program Pemko menurunkan angka stunting di Pematangsiantar.

Irma menyebutkan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting telah mulai dengan intervensi serentak di Juni 2024 dan berlanjut hingga akhir Desember 2024.

“Kita bersyukur di 2022 angka stunting kita turun cukup baik. Dari 14,3 persen menjadi 7,7 persen di 2023 dan kita berharap angka 7,7 persen dapat kita turunkan minimal menjadi 6,7 persen di akhir 2024. Tentunya, upaya pencegahan dan penanggulangan stunting yang merupakan resiko tinggi mungkin akan terjadi jika tidak kita atasi bersama,” sebut Irma.

Irma juga mengajak semua pihak memiliki kepedulian untuk upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.

“Kepada ibu-ibu pemilik Balita yang hari ini hadir, kami berterimakasih. Semoga penyampaian dari dokter intership dan upaya-upaya yang telah dokter intership lakukan beserta Puskesmas Tomuan dapat bermanfaat dan meningkatkan status gizi anak-anak kita menjadi lebih baik lagi untuk mengejar ketertinggalan selama ini,” harap Irma.

Sedang Kepala UPTD Puskesmas Tomuan Eva Tampubolon melaporkan awalnya kegiatan itu merupakan mini proyek dokter intership yang selama ini menjadi tugas intership di Puskesmas Tomuan selama enam bulan hingga November 2024. “Awalnya kita memulai mini proyek sekaligus merayakan Hari Anak Nasional (HAN),” imbuh Eva.

Selanjutnya, Eva melaporkan aksi itu akan melakukan pemantauan selama tiga bulan dan berakhir di November 2024. “Yang adik-adik dokter intership lakukan yakni melakukan penelitian tentang perbandingan status gizi sebelum dan sesudah intervensi Balita stunting.”

Para dokter intership itu terdiri Adrian tentang perbandingan status gizi sebelum dan sesudah pemberian intervensi Balita stunting, Satria tentang penilaian riwayat nutrisi anak, ASI eksklusif, MPASI, imunisasi, obat cacing serta riwayat diare dan ISPA sebagai faktor resiko Balita stunting, Salsabila tentang hubungan profil maternal ibu dan pola pemberian makan dengan kejadian Balita stunting serta Ahmad Mujahid tentang penilaian kebersihan lingkungan sebagai faktor resiko Balita stunting.

Eva menambahkan di kegiatan itu akan ada pemberian bantuan bahan pangan tinggi protein untuk ibu hamil serta pelaksanaan pencanangan perdana PMT lokal.

Tampak hadir Camat Siantar Timur Masa Rahmad Zebua, Kapolsek dan Danramil Siantar Timur serta para lurah.(a28).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE