TAPSEL (Waspada.id): Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel) yang berikan pembelajaran darurat kolaboratif psikoedukasi untuk pemulihan trauma masyarakat pasca banjir bandang di tiga lokasi (Tolang, Bandar Tarutunng dan Kampung Durian, Tapsel pasca terjadinya banjir bandang dan tanah longsor.
Ketua Tim PKM UM Tapsel, Heni M. Simanjuntak, Selasa (16/12/205) mengatakan banjir bandang yang menerjang Desa Tolang, Kecamatan Sayur Matinggi, dan Bandar Tarutung, Kecamatan Angkola Sangkunur, menghanyutkan 15 rumah warga dan merusak lahan pertanian masyarakat.
Sedangkan bencana tanah longsor yang menimpa pemukiman warga di Desa Kampung Durian, Kecamatan Angkola Sangkunur menewaskan 22 warga setempat. Banyaknya korban jiwa dalam peristiwa ini akibat rumah warga yang berada di pinggir bukit tertimbun longsor.
Untuk itulah, ujar Heni, Dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam Tim PKM UM Tapsel bergerak untuk memberi bantuan demi meringankan beban warga sekaligus untuk menghilangkan trauma masyarakat pasca terjadinya bencana melalui Psikoedukasi dan Relaksasi.

Program yang digelar tanggal 9 sampai 11 Desember 2025 ini, ucapnya, didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Ditjen Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. “Langkah ini merupakan wujud respons nyata akademisi UM Tapsel terhadap musibah yang melanda masyarakat Tapanuli Selatan,” tuturnya.
Heni M. Simanjuntak, menjelaskan tim PKM UM Tapsel yang terdiri dari dosen dan mahasiswa memberikan bantuan berupa alat masak, selimut, karpet, serta bahan kebutuhan sehari-hari seperti bumbu dapur, cabai, bawang, dan tomat.
“Selain bantuan materi, tim juga memberikan pendampingan psikologis melalui metode belajar sambil bermain di tenda darurat,” ungkapnya.
Dalam memberikan edukasi untuk menghilangkan trauma pasca banjir bandang, lanjut Heni, Tim PKM mengajak anak-anak bedialog, bermain dan nonton bareng. “Sebanyak 75 anak-anak diajak bernyanyi, bermain, dan menonton cerita melalui layar infocus, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif bersama tim dosen dan mahasiswa,” katanya.
Sementara itu, kaum ibu dikumpulkan untuk mengikuti sesi relaksasi dan penerimaan diri agar dapat lebih ikhlas dalam menghadapi musibah yang terjadi.
“Kehadiran universitas di tengah krisis masyarakat sangat penting. Kami berkomitmen untuk selalu hadir dan membantu meringankan beban materi maupun psikis saudara-saudara kita yang terdampak,” ujar Heni M. Simanjuntak.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat, perangkat desa, tokoh adat, dan Babinsa. Salah satu perwakilan warga menyampaikan terima kasih, “Bantuan ini sangat berarti bagi kami, terutama bagi warga yang rumahnya hanyut, ” jelasnya.
Heni berharap program ini diharapkan tidak hanya meringankan beban korban, tetapi juga memperkuat ketahanan mental masyarakat pasca bencana, sekaligus mencerminkan peran nyata perguruan tinggi dalam pengabdian dan kepedulian sosial.(id46)











