P.SIDIMPUAN (Waspada) : Dosen Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (UIN Syahada) Padangsidimpuan Dr. Zainal Efendi Hasibuan mengatakan, umat Islam harus cerdas dalam berpolitik dan memilih pemimpin.
“Kalau umat tidak paham dengan politik, bagaimana umat dapat memilih pemimpin sesuai ajaran agama Islam,” kata dosen UIN Syahada P.Sidimpuan Dr. Zainal Efendi Hasibuan pada acara Seminar Ukhuwah Dan Kerukunan Antar Umat Beragama di aula Kantor MUI, Palampat, P.Sidimpuan, Selasa (15/8).
Seminar Ukhuwah Dan Kerukunan Antar Umat Beragama yang dibuka Ketua MUI P.Sidimpuan Ustadz Drs. H. Zulpan Efendi Hasibuan MA dihadiri Ketua DMI P. Sidimpuan Rusydi Nasution, NU, Muhammadiyah, Muslimat MU, Aisyiyah, Perti, DMI, Pengurus Ikatan Muballig Kota P.Sidimpuan dan Pengurus MUI.
Zainal Efendi Hasibuan yang menjabat sebagai Sekretaris Komisi Ukhuwah Dan Kerukunan Antar Umat Beragama MUI P.Sidimpuan dalam makalahnya berjudul “Menjaga Ukhuwah dalam Menghadapi Tahun Politik 2024” berbicara tentang Ukhuwah dan Problematika, Resolusi Konflik Ukhuwah dan Rekomendasi Islam tentang pemimpin.

Dijelaskan bahwa umat harus cerdas dalam menghadapi tahun politik. Tidak saling hasut dan tidak saling caci maki. “Ummat Islam itu bersaudara dari keyakinan dan aqidah. Islam mengajarkan saling mendoakan sesama Muslim untuk mendapatkan kebaikan dan ampunan Allah SWT, ” tuturnya.
Terkait dengan kepemimpinan, Dr. Zainal mengungkapkan urgensi pemimpin dalam sebuah negara ibarat fungsi qalbu dalam tabuh. Jika qalbu itu baik akan berpengaruh pada kesehatan seluruh organ tubuh manusia, demikian sebaliknya.
“Jadi, dalam memilih pemimpin pastikan yang paling dekat dengan kriteria prophetic, sifat-sifat kenabian, jujur, amanah, tabligh dan cerdas. Pemimpin yang mampu menghadirkan kenyamanan dan kesejahteraan. Memastikan terlaksananya syariat agama Islam secara baik, sehingga ummat tenteram dan nyaman dalam ibadah,” paparnya.
Menurutnya, memilih pemimpin itu tidak jauh berbeda dengan memilih imam dalam ibadah shalat. Seorang imam hendaknya sehat jasmani dan rohani, paling paham dengan syariat Islam, dan mengetahui rukun, syarat, sunat, tajwid, makharijul huruf, dan perkara yang membatalkan ibadah shalat.
“Ini mengajarkan pentingnya memilih pemimpin yang cerdas, berwawasan luas, mumpuni keilmuan, komunikasi efektif, lugas, bersih dan berkarakter mulia,” jelas Dr.Zainal Efendi.
Kemudian, pemimpin ibarat seorang penggembala, yang memastikan gembalaannya sehat, lengkap makan dan minumnya. Artinya, pemimpin harus peka terhadap keadaan rakyat yang dipimpinnya, mencarikan solusi problematika ummat dan rakyat yang dipimpin. Memastikan hidup mereka sejahtera, aman, nyaman, dan berkehidupan yang layak.
Umat yang cerdas dalam memilih pemimpin masa depan, ungkapnya, bukan memilih dikarenakan faktor imbalan, tapi harus melihat kriteria calon seorang pemimpin, termasuk kecerdasannya.
“Salah dalam memilih pemimpin, akan berdampak kepada kemunduran berbangsa dan bernegara,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua MUI P.Sidimpuan Ustadz Drs. H. Zulpan Efendi Hasibuan MA. Menurutnya ulama harus bisa menuntun umat agar cerdas dalam berpolitik. “Ulama harus berbicara politik di masjid maupun pengajian demi masa depan yang lebih baik. Umat saat ini sudah semakin jauh dari politik Islam, lebih cenderung mengedepankan NPWP (Nomor Piro, Wani Piro) sehingga tidak lagi melihat calon pemimpin secara Islam,” ucap ketua MUI P.Sidimpuan.(a39).
Baca juga: