TAPUT (Waspada.id) :Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) akhir November 2025 lalu mengakibatkan kerusakan infrastruktur cukup masif, dan menelan puluhan korban jiwa.
Terkini dilaporkan sebanyak 36 orang korban meninggal sudah berhasil dievakuasi tim gabungan penanggulang benacana.
“Sementara 2 orang lagi di lokasi bencana wilayah Kecamatan Parmonangan masih dinyatakan hilang,” kata Kasi Humas Polres Taput, Aibtu Walfon Baringbing, Minggu (14/12).
Tim gabungan TNI, Polri, Basarnas dan BPBD Taput, serta relawan dari berbagai kalangan saat ini masih terus bekerja dilapangan melakukan pencarian korban dan pembersihan longsor yang menutup badan jalan.
“Tanah longsor yang menutup badan jalan yang jumlahnya diperkirakan 77 titik di sepanjang jalinsum Taput -Tapteng – Sibolga kini sudah bisa dilalui kendaraan R2 dan R4 ke atas namun masih 1 arah,” ujarnya.
Baringbing juga menyampaikan, bahwa tanggap darurat yang dikeluarkan oleh Gubsu seyogianya berakhir tanggal 9 Desember 2025 kemarin, namun oleh Bupati Taput diperpanjang 14 hari ke depan hingga tanggal 23 Desember nantinya.
“Ini diperpanjang karena beberapa desa masih ada yang terisolir belum bisa dilalui oleh kendaraan walaupun hanya R2,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Taput, Bonggas Pasaribu, mengatakan, sampai saat ini sebanyak tujuh desa dan satu dusun masih kondisi akses terbatas.
Ketujuh desa dan satu dusun itu terletak di Kecamatan Adian Koting, yaitu Desa Pardomuan Nauli dan Desa Siantar Naipospos.
“Sedangkan di Kecamatan Parmonangan, yaitu Desa Huta Tua, Desa Hutajulu Parbalik, Desa Manalu Purba, Desa Batuharimau dan, Desa Purba Dolok,” jelas Bonggas Pasaribu, Minggu (14/12).
“Pertengahan satu dusun lagi Simarsalaon,” jelas Bonggas Pasaribu,” tambahnya seraya mengatakan bahwa bantuan sudah disalurkan ke semua desa terdampak bencana.(***)











