MADINA (Waspada): Santri pondok pesantren Musthafawiyah Purba Baru harus belajar literasi keuangan sehingga bisa mencapai financial security dan financial freedom.
Financial security adalah keadaan stabilitas keuangan seseorang ada pada tahap aman, dan memungkinkan dirinya memenuhi kebutuhan hidup secara nyaman.
Misalnya aat kita keluar dari sebuah pekerjaan, masih ada aset atau uang yang bisa mencukupi kebutuhan untuk beberapa waktu ke depan. Tidak langsung kolaps ketika kehilangan pekerjaan.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Mandailing Natal (Wabup Madina) Atika Nasution saat membuka resmi acara seminar Edukasi Keuangan kepada Santri Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru di aula pesantren, Desa Purba Baru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kamis (12/6/25).

Di kesempatan tersebut, Wabup Atika Nasution juga menerangkan tahapan keuangan berikutnya yang harus dicapai adalah financial freedom. Dalam kondisi ini, seseorang memiliki kendali penuh terhadap keuangannya dan tidak bergantung pada pendapatan aktif.
Biasanya, tambah wabup, financial freedom ditargetkan untuk mendapatkan kehidupan yang nyaman pada usia pensiun. Untuk mencapai itu harus dimulai mengelola keuangan dengan baik sejak usia muda.Bahkan tidak kerja pun di masa tua sudah ada income (pemasukan) yang lebih dari cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
“Untuk itu saya mengingatkan para peserta baik mahasiswa dan santri, agar jangan sampai pengalaman hidup yang mendorong untuk belajar mengelola uang dengan baik. Saat itu terjadi, uangnya sudah tidak ada baru ada keinginan belajar,” ucap wabup.
Sebelumnya, Kepala OJK Sumatera Utara Khoirul Muttaqien mengatakan kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran santri dalam penguatan pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan jasa keuangan.
Katanya, bahaya terbesar saat ini adalah judi online, ada lebih dari 10.000 anak usia SMP ke bawah yang terpapar.Karena itu para santri untuk memahami keadaan ini.Keterlibatan masyarakan dalam membangun ekonomi syariah masih kecil dengan persentase sekitar 13 persen. Karena itu para santri diharapka terlibat dalam penguatan sektor ini.
Kepala Kantor Perwakilan LPS I Muhammad Yusron mengatakan para santri tidak perlu takut menggunakan jasa keuangan sebab, LPS ada untuk menjamin aset atau tabungan nasabah.
Sekretaris Ponpes Musthafawiyah H. Ahmad Mukhlis Lubis menilai para santri yang jumlahnya mencapai 11 ribu orang itu butuh pendidikan dasar pengelolaan keuangan. Dia pun berharap dengan seminar ini, mereka lebih paham mengelola keuangan pribadi dan termotivasi untuk menabung.
Seminar ini juga menghadirkan Kepala Bursa Efek Indonesia Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution dan Kepala Area Bank Syariah Indonesia.Terlihat hadir mendampingi Wabup di acara itu Asisten II, Ahmad Meinul Lubis, Kepala Dinas Koperasi UKM, Muktar Afandi Lubis, dan sejumlah pejabat.(a32).