Scroll Untuk Membaca

EkonomiSumut

Wali Kota Buka Festival Sisibataslabuhan KPw BI P.Siantar

Wali Kota Susanti Dewayani (enam kanan) bersama Kepala KPw BI Pematangsiantar Muqorobin (lima kanan) dan lainnya memukul Gordang Sipitu sebagai tanda pembukaan Festival Sisibataslabuhan di lapangan Adam Malik, Sabtu (21/9).(Waspada-Ist).
Wali Kota Susanti Dewayani (enam kanan) bersama Kepala KPw BI Pematangsiantar Muqorobin (lima kanan) dan lainnya memukul Gordang Sipitu sebagai tanda pembukaan Festival Sisibataslabuhan di lapangan Adam Malik, Sabtu (21/9).(Waspada-Ist).
Kecil Besar
14px

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Wali Kota Susanti Dewayani membuka Festival Sisibataslabuhan 2024 Kantor Perwakilan (KPw) Pematangsiantar di lapangan Adam Malik, Sabtu (21/9).

“Saya berharap Festival Sisibataslabuhan membawa kesejahteraan bagi warga di wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar yakni delapan kabupaten/kota yakni Pematangsiantar, Simalungun, Batubara, Asahan, Tanjungbalai, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Utara,” harap Wali Kota.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Wali Kota Buka Festival Sisibataslabuhan KPw BI P.Siantar

IKLAN

Wali Kota juga mengucapkan selamat datang di Pematangsiantar. “Selama ini Pematangsiantar sangat menghargai keberagaman dan toleransi.”

Pada kesempatan itu, Wali Kota menyebutkan di akhir Agustus 2024 lalu penetapan Pematangsiantar sebagai kota dengan Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif (IPEI) terbaik di Provsu. “Artinya, pertumbuhan ekonomi yang menciptakan akses dan kesempatan yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat secara berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah.”

“Semoga pertumbuhan ekonomi Pematangsiantar semakin baik,” harap Wali Kota.

Wali Kota juga memberikan apresiasi dan berterimakasih kepada KPw BI Pematangsiantar yang telah menggelar Festival Sisibataslabuhan serta berharap jangan menggelar setahun sekali, namun sesering mungkin yang tujuannya memperkuat ekonomi khususnya di Sisibataslabuhan.

Kepada KPw BI, Wali Kota mengaku merasa bangga menggelar festival di Pematangsiantar dengan harapan akan turut membantu pertumbuhan ekonomi di Pematangsiantar. “Terimakasih kepada seluruh pihak, semoga kegiatan ini lancar dan membawa manfaat bagi Sisibataslabuhan.”

Sementara, Kadis Koperasi dan UKM Pemprovsu Naslindo Sirait mewakili Pj Gubsu menyatakan sangat berharap para kepala daerah memiliki komitmen untuk pengembangan UMKM. “Jika ingin daerahnya maju dan berkembang, harus memberikan intervensi kepada UMKM.”

“Festival ini luar biasa, kami dari Pemprovsu menyambut baik kegiatan dengan inisiasi BI berkolaborasi dengan pemerintah daerah (Pemda). Kami mendukung dan mendorong untuk keberlangsungan pembinaan UMKM khususnya wastra,” imbuh Naslindo.

Menurut Naslindo, wastra bukan sekedar kain, tapi terkait nilai sosial, budaya bahkan agama, juga bukan hanya industri, tapi melihatnya dari sisi ekonomi. “Wastra simbol dan identitas daerah serta bangsa. Kita kembangkan wastra dan itu nilai-nilai dari leluhur yang harus terjaga dan terlestarikan.”

“Kita harus meningkatkan ilmu dan pengetahuan serta literasi wastra bagi generasi milenial dan generasi Z (gen-Z). Sekolah pendidikan informal dan juga seminar bisa menjadi sarana. Kita bisa lihat Korea Selatan membangun brand image produk lokal, salah satunya produk makanan, minuman dan pakaian gampang melihatnya melalui film-film,” lanjut Naslindo.

Naslindo juga mengimbau agar publik figur di daerah mengenakan fashion wastra dengan tujuan agar generasi milenial dan gen-Z meniru. “Tren fashion terus berkembang dan selanjutnya bagaimana mendorong produk UMKM back to nature, sebab semakin alami nilainya semakin tinggi.”

“Salah satunya pemerintah daerah harus membantu UMKM dapat pewarna alami. Selain itu, mari kita mapping peralatan tenun yang sudah tua dan kurang produktif. Sumber daya manusia tak kalah penting, anak-anak muda butuh pelatihan, jika ilmunya tidak ada transfer, pengrajin akan berkurang,” cetus Naslindo.

Menurut Naslindo, bisa mengembangkan satu rumah produksi bersama dan mengajak anak-anak muda mulai mencintai dan mengembangkan wastra. “Dorong juga digitalisasi dalam membikin motif agar bisa lebih bagus dan efektif seperti efisien.”

Naslindo berharap Pematangsiantar menjadi pusat mode seiring pembangunan infrastruktur tol. “Even seperti ini agar terus pengembangannya dan harus mempromosikan lebih luas serta kita undang buyers hingga penjualan berkelanjutan.”

Selain itu, lanjut Naslindo, perlu membangun satu kelembagaan dan biarkan pelaku UMKM fokus meningkatkan produk, sedang pemasaran pelaksanaannya bersama melalui kelembagaan atau koperasi.

“Kami akan bantu fasilitasi, kita bisa beri alat untuk produksi bersama. Ini akan jadi ekosistim yang bagus dan saya yakin Pematangsiantar akan maju, begitu juga Sisibataslabuhan. UMKM naik kelas ekonomi masyarakat meningkat,” ucap Naslindo seraya mengucapkan selamat untuk penyelenggaraan festival.
Sedang Kepala KPw BI Muqorobin menjelaskan Festival Sisibataslabuhan merupakan agenda tahunan KPw BI Pematangsiantar bersama seluruh Pemda di wilayah kerja KPw BI. “Ini bentuk apresiasi dan selebrasi dalam membina dan mengembangkan UMKM dan juga meningkatkan digitalisasi serta memberikan ruang kreatif kepada masyarakat.”

Muqorobin mengakui pertumbuhan ekonomi di Sisibataslabuhan masih memiliki tantangan, sebab belum setinggi pertumbuhan ekonomi nasional dan Provsu, meskipun sejauh ini inflasi masih dapat terjaga dan terkendali.

Menurut Muqorobin, UMKM memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan sekitar 60 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia penyokongnya UMKM. “Di era digital saat ini UMKM menghadapi tantangan yang tidak mudah, sebab harus cepat, efisien, global dan lainnya.”

“Saat ini mudah mencari barang dan mudah juga pembayaran dengan transaksi non tunai. Menjadi peluang atau tantangan itu tergantung kita. Di tengah kesulitan ada peluang, UMKM harus menghadapi realitas digitalisasi,” imbuh Muqorobin.

Muqorobin memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah di Sisibataslabuhan yang kini sudah berstatus digital dan salah satunya telah memanfaatkan Kartu Kredit Pemerintah. “Semoga seluruh penerimaan daerah melakukannya secara digital.”

Terkait UMKM, Muqorobin menyebutkan saat ini KPw BI mengelola/membina sedikitnya 80 UMKM yang sebagian besar di bidang kuliner, namun mengakui wastra memiliki potensi luar biasa.

“BI Pematangsiantar masih fokus produksi tenun, tapi bersama pemerintah daerah akan menjadikan Pematangsiantar dan Sisibataslabuhan sebagai kota baru pembangunan fashion Sumut,” sebut Muqorobin dan menambahkan akan meluncurkan Desa Wisata di Nagori (desa) Sait Buttu, Kec. Pematang Sidamanik, Kab. Simalungun menjadi Desa Wisata Digital.

Sebelumnya, Ketua Dekranasda Pematangsiantar Kusma Erizal Ginting menyebutkan festival merupakan wadah yang membuat tergugah dan berharap festival berjalan lancar dan berkelanjutan guna membangkitkan semangat pelaku UMKM.

Ginting memberikan apresiasi dan berterimakasih khususnya kepada Kepala KPw BI Pematangsiantar Muqorobin yang telah menggelar festival.

Kepada seluruh peserta yang peduli dan menggelora, Ginting juga mengapresiasi dengan harapan festival membawa perubahan bagi ekonomi masyarakat Pematangsiantar.

Menurut Ginting, kekayaan Indonesia penuh dengan tenun dan tiap daerah punya tenun termasuk Batak. “Tiap cengkok atau gorga pada tenun mengandung nilai-nilai kehidupan luhur para pendahulu. Perlu terobosan agar generasi mencintai budaya (kain) tradisional.”

Penampilan fashion show wastra, lanjut Ginting, harapannya bisa membangkitkan UMKM wastra. “Dengan meningkatkan wastra yang mengaplikasinnya secara modern akan menarik mata dunia.”

“Semoga wastra bisa tembus fashion show dunia, namun jangan mengubah pakem tenun yang tergunakan untuk acara adat dan budaya,” akhir Ginting.

Opening ceremony festival meriah dengan fashion show hasil kompetisi desain busana ulos mulai juara pertama hingga harapan dua.

Wali Kota bersama Naslindo, Muqorobin, Ginting dan lainnya membuka festival dengan pemukulan Gordang Sipitu dan berlanjut pemutaran video singkat festival sejak 2022, penandatanganan MoU Bussiness Matching UMKM, penandatanganan Program Sosial BI dan penyerahan tropi serta hadiah kepada pemenang kompetisi desain busana ulos.

Festival yang berlangsung sampai Minggu (22/9) mengambil tema “Memperkuat UMKM dan Digital untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan.”

Selain bazar UMKM dan kompetisi busana ulos, juga terisi pasar murah, bazar kuliner, talk show, sosialisasi dan edukasi, kompetisi musik tradisional, kompetisi mural festival, cerdas cermat, photo contest, senam dan lainnya.

Tampak hadir Staf Ahli Bupati Simalungun SML. Simangunsong, mewakili Bupati Batubara, Asahan, Wali Kota Tanjung Balai, Bupati Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan, Kapolres AKBP Yogen Heroes Baruno, Ketua Cabang Bhayangkari Polres Ny. Sandra Yogen, mewakili Forkopimda Pematangsiantar dan Simalungun, Ketua MUI M. Ali Lubis, sejumlah pimpinan OPD Pemko, Kepala Cabang Bank Suhardi Sembiring, perbankan yang tergabung dalam Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD), tokoh agama, tokoh masyarakat dan pelajar.(a28).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE