BATUBARA (Waspada): Wakil Menteri (Wamen) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Yuni Moraza meresmikan Rumah Produksi Bersama (RPB) di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Limapuluh Pesisir, Kabupaten Batubara, Rabu (18/12).
Wamen didampingi Pj. Bupati Batubara H. Heri Wahyudi Marpaung, S.STP, M.AP., yang diwakili Asisten II Bambang Hadisuprapto, Kadis Koperasi dan UMKM, Hakim.
RPB ini merupakan bagian dari mega program pengelolaan terpadu UMKM yang diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI. Program ini telah diimplementasikan di 16 lokasi di Indonesia, Kabupaten Batubara menjadi salah satu lokasi terpilih.
Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Dr. Ali menyampaikan RPB Batubara difokuskan pada pengembangan komoditas cabai.
“RPB ini dibangun Tahun Anggaran 2023 dengan alokasi dana sebesar Rp9,8 miliar. Pada Tahun Anggaran 2024, dialokasikan tambahan Rp1,7 miliar untuk optimalisasi sehingga total anggaran mencapai Rp11,6 miliar,” ujar Dr. Ali.
Menurutnya hingga saat ini, baru tiga RPB yang diresmikan di Indonesia, yakni RPB komoditas cokelat di Jembrana, Bali, RPB komoditas kulit di Garut; dan RPB komoditas cabai di Batubara.
Wamen Helvi Yuni Moraza dalam sambutannya menyoroti potensi besar Sumatera Utara, khususnya Kabupaten Batubara, sebagai sentra produksi cabai terbesar ketiga setelah Kabupaten Simalungun dan Karo.
“Sumatera Utara adalah salah satu penghasil cabai terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai 522,7 ribu ton, menyumbang 11,36% dari total produksi nasional. Batubara berkontribusi signifikan sebagai sentra produksi cabai setelah Simalungun dan Karo,” ujarnya.
Helvi berharap RPB ini dapat menjadi pusat pengelolaan yang menjaga stabilitas harga cabai, meningkatkan kualitas produk, dan menekan laju inflasi.
Ia juga menekankan pentingnya loyalitas, integritas, dan disiplin dari semua pihak terkait. “Kami berharap petani cabai dapat loyal terhadap peningkatan kualitas produknya serta mendukung RPB sebagai mitra yang berkesinambungan. Batubara memiliki keunggulan dan potensi besar untuk sukses melalui fasilitas ini,” tambahnya.
Pj. Bupati Batubara Heri Wahyudi, yang diwakilkan Asisten II, Bambang Hadisuprapto, menjelaskan pembangunan RPB bertujuan menciptakan petani cabai yang mandiri, menjaga stabilitas harga saat panen raya, serta meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian.
“RPB ini diharapkan mampu memutus ketergantungan petani pada tengkulak, menjaga stabilitas harga, dan mengendalikan inflasi, baik di tingkat daerah maupun nasional,” ujarnya.
Dia mengimbau pengelola RPB, yakni Koperasi Produsen Pertanian Berkah Abadi Jaya untuk menjalankan bisnis secara profesional, akuntabel, dan amanah. Manfaatkan potensi kerja sama dengan pihak lain demi keberlanjutan RPB dan pastikan fasilitas ini mencapai tujuan sebagaimana ditetapkan.
Turut hadir Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Dr. Ali, Kajari, Diky Oktavia, Dandim 02/08 Asahan Letkol. Inf. Bassarewan, Danyon 126/KC Mayor. Inf. Syahirin Yahya, Danlanal TBA Letkol. Laut (P) Wido Dwi Nugraha, unsur Forkopimda, Baharuddin Siagian dan Syafrizal (Bupati dan Wakil Bupati Batubara terpilih) Kepala OPD, serta kelompok tani setempat.(a18)